Ada sebuah cerita bernama Jeda. Ia terletak diantara cerita suka dan duka. Dirinya butuh berdiam lama, agar setiap manusia paham, dimana titik harus memulai atau bahkan terlebih dulu mengakhirinya. Suatu hari, si Jeda mengembala ke dunia luar, meninggalkan sebongkah perasaan dari hati manusia. Ia memiliki perasaan yang berbeda-beda, Jeda lebih banyak murungnya.
Ia bergulat dengan senang, menerbangkan origami terbang membawa nama "hati." Ia menulis kata demi kata sesuai dengan kata hatinya yang kerap ia rasakan. Kertas pertama, ia terbangkan dengan tulisan "bahagia." Ya benar, bagi si Jeda, definisi bahagia itu adalah tenang. Ia pernah bahkan sering menemukan rasa tenang dalam saat senang. Entah baginya menarik, ketika "hati" yang ia tempati merona dengan hadir si Jeda. Lalu, "hati" itu menyatu kembali layaknya Jeda adalah alasan perasaan untuk dapat berbahagia. Jeda saat itu berangan-angan untuk tetap menjadi Jeda yang memunculkan kebahagiaan pada setiap orang.
Kertas kedua, ia menerbangkan kata "tegar." Baginya, ia pernah merasa disudutkan dalam perasaan. Hadirnya membuat seseorang mengais siang malam menetes air mata. Entah kasus atau hal apa yang terjadi, karena Jeda seakan menyakiti orang lain. Jeda mulai menimbulkan masalah pada apa yang tak ia pahami. Dengan bersedih, Jeda menerbangkan origami ketiga. Tertulis pada secarik kertas tersebut tulisan "berantakan." Jeda menulis atas apa yang pernah ia rasakan setelah manusia meminjam dirinya. Semula hubungan yang erat tandus begitu saja, Jeda disalahkan, Jeda dihina karena telah memberi keputusan yang salah. Jeda tak pernah tau, dimana ia memberi keputusan dan dimana titik salahnya.
Friday, December 22, 2017
Wednesday, November 15, 2017
Pelangi tangis
Aku tak pernah menyuruh takdir berarak membuatkan sebuah pertemuan antara kita. Pertemuan yang biasa saja. Semakin kesini, aku yang semakin terusik. Semakin sering berkompromi dalam sebuah diskusi misalnya, semakin aku yang merasa ada sekat dalam nada-nada pertemuan. Entah hal apa yang membuatku berdegup, entah cerita apa yang membuat aku terpana, hingga akhirnya aku terjerumus sendirian. Jatuh sendirian. Sulit bercengkrama seperti awal pertemuan itu; ketika tiada batas yang memberi jarak, ketika tak ada degup yang berbeda ketika pertemuan itu mungkin usai.
Satu hal ini misalnya, satu-satunya kenyataan yang harus aku terima adalah perbedaan. Benar, tak ada cukup waktu lagi untuk menemui atau sekedar melihatnya. Hidup ini beda. Tujuan itu beda. Tak ada yang sama diantara kegiatan yang masing-masing kita lakukan. Lalu mengapa, tanyaku masih pada satu muara. Apakah ada hal ganjil yang ingin diberikannya ketika pertemuan dulu masih sering terjadi? Mengapa aku merasa ada pancingan yang terberi tanpa berkaitan dengan "aku yang terlalu perasa"?
Satu hal ini misalnya, satu-satunya kenyataan yang harus aku terima adalah perbedaan. Benar, tak ada cukup waktu lagi untuk menemui atau sekedar melihatnya. Hidup ini beda. Tujuan itu beda. Tak ada yang sama diantara kegiatan yang masing-masing kita lakukan. Lalu mengapa, tanyaku masih pada satu muara. Apakah ada hal ganjil yang ingin diberikannya ketika pertemuan dulu masih sering terjadi? Mengapa aku merasa ada pancingan yang terberi tanpa berkaitan dengan "aku yang terlalu perasa"?
Wednesday, October 25, 2017
Suatu Hari Nanti
Suatu hari nanti, akan ada seseorang yang baik hatinya. Seseorang yang dengan sederhana mampu menciptakan simpul senyum bahagia dari dirimu. Dan engkau hanya perlu menunggu. Sabar hingga waktu yang mengetuk pertemuan itu.
Suatu hari nanti, akan ada seseorang yang mencintaimu tanpa syarat, juga tanpa alasan. Akan datang seseorang yang teguh pendiriannya, menemanimu dalam setiap cemas hingga rona bahagia yang kau pancarkan. Ia menjadikanmu wanita tangguh; juga mengajarkanmu menjadi bidadari terindah didunia dan akhirat.
Suatu hari nanti, akan datang satu sosok lelaki sederhana yang tak mengumbar pesonanya. Ia mencintaimu dengan asing; lalu menumbuhkan benih cinta yang belum pernah engkau temui sebelumnya. Kau hanya perlu bersabar untuk penantian panjang itu, sabar dalam mengabdi kesendirian demi sebuah ketulusan.
Monday, October 16, 2017
PERJUANGAN MASUK PTN (3)
Jadi, setelah pengumuman SNMPTN gagal dan aku masih galau, aku belajar buat SBMPTN. Gaktau kenapa, otakku selalu maunya universitas negeri yang ada di Malang sana, sampai temen-temenku yang udah lulus undangan ngomong, kenapa aku gak pindah univ aja ke univ yang ada di kotaku yang sekarang ini. Si Jaket Kuning. Aku emang gaminat dan sangat gaminat, yauda aku ikutin tuh bimbel sebulanan, buku setebal-tebal novel fiksi harry potter tetap jadi makanan sehari-hari. Ntah kenapa aku jadi orang strong banget dibulan-bulan itu. Orang rajin yang lebih rajin dari biasanya, sering banget TST (Kalau di les aku namanya TST, kaya tambahan gitu diluar jam les), ngerjain soal-soal TO SBMPTN dan ngebahas sama gurunya kalau gatau. Dan Alhamdulillahnya, aku beberapa kali doang lulus di Teknik Lingkungan di Univ yang aku mau. Persiapan juga menurutku lebih matang dari UN, pokoknya jam main dan buka HP selalu aku batasin, di les atau dirumah tetap buka buku, sampe ibu aku sering banget negur untuk udahan belajarnya. Pokoknya gananggung-nanggung, aku benar-benar ngerjain itu soal seabrek dari buku les, buku beli di Gramedia, buku kakak, buku tetangga. Serius, semua buku dah itu jadi makanan sehari-hari. Sampe akhirnya aku pilih di Univ yang sama, jurusan yang sama, dan satu lagi aku tambah Univ jaket kuning (yang disumatra, tempatku hehe) karena lokasi tesku berada di wilayah satu, bukan wilayah univ di Malang tersebut.
Friday, October 13, 2017
Perbedaan Blog, Wattpad, dan Tumblr
Hai, kali ini berhenti buat prosa-prosa dulu ya. Aku mau berbagi ke kalian kalau sekarang aku juga nulis diwattpad:)
Emang baru sih, aku lamanya itu diblogger. Tapi aku mau coba-coba dulu nge-wattpad sambil waktu senggang, ya meskipun kesibukan kuliah, baik itu laporan atau tugas-tugas lainnya selalu mengantri hehe.
https://www.wattpad.com/user/nbltyaa/about
Aku mau ngeshare ke kalian semua. Disini, aku membuat wattpad karena aku suka ngarang. Bukan maksud lainnya. Meskipun ngarang aku masih mood-moodan, tapi aku bakal tetap coba menulis hehe. Aku mau berbagi ke kalian semua. Wattpad itu seru loh! Cobain aja, kalian bikin akun terus nulis, siapa tau terkenal kan? Gaada yang tau loh rezeki orang selagi belum mencoba.
Karya pertama yang aku buat itu adalah masuk ke tema puisi. Disitu aku gak cuman nulis puisi kok, aku juga nulis sajak dan prosa.
Emang baru sih, aku lamanya itu diblogger. Tapi aku mau coba-coba dulu nge-wattpad sambil waktu senggang, ya meskipun kesibukan kuliah, baik itu laporan atau tugas-tugas lainnya selalu mengantri hehe.
https://www.wattpad.com/user/nbltyaa/about
Aku mau ngeshare ke kalian semua. Disini, aku membuat wattpad karena aku suka ngarang. Bukan maksud lainnya. Meskipun ngarang aku masih mood-moodan, tapi aku bakal tetap coba menulis hehe. Aku mau berbagi ke kalian semua. Wattpad itu seru loh! Cobain aja, kalian bikin akun terus nulis, siapa tau terkenal kan? Gaada yang tau loh rezeki orang selagi belum mencoba.
Karya pertama yang aku buat itu adalah masuk ke tema puisi. Disitu aku gak cuman nulis puisi kok, aku juga nulis sajak dan prosa.
Thursday, October 12, 2017
Ada rindu di penghujung waktu.
Ada rindu dipenghujung waktu..
Rindu atas rasa kebersamaan dalam setiap detik yang dihabiskan. Rindu dalam setiap hal konyol yang bisa diluapkan begitu saja. Rindu atas keadaan ramai tanpa beban pikiran yang hanya bisa ditampung sendirian.
Ada rindu dipenghujung waktu..
Mata ini terus membelalak menatapi keadaan indah. Semua hal-hal yang dilakukan secara spontan dan bahagia yang benar-benar tercipta. Meski, memang ada beberapa masalah yang dapat diatasi setelah berbagi cerita pada beberapa manusia, jawabannya bukan itu. Karena penenang kegaduhan adalah manusia-manusia itu yang dapat menampung luapan lalu memeluk dengan penuh rasa ikhlas.
Ada rindu dipenghujung waktu..
Dimana setiap pertemuan lama memberi kenangan baik, pada mereka yang mampu menjadikan seseorang lebih ternilai. Dan itu aku. Rindu ini muncul pada mereka yang menyapu tangis dan melelehkan lelah yang aku luapi.
Rindu atas rasa kebersamaan dalam setiap detik yang dihabiskan. Rindu dalam setiap hal konyol yang bisa diluapkan begitu saja. Rindu atas keadaan ramai tanpa beban pikiran yang hanya bisa ditampung sendirian.
Ada rindu dipenghujung waktu..
Mata ini terus membelalak menatapi keadaan indah. Semua hal-hal yang dilakukan secara spontan dan bahagia yang benar-benar tercipta. Meski, memang ada beberapa masalah yang dapat diatasi setelah berbagi cerita pada beberapa manusia, jawabannya bukan itu. Karena penenang kegaduhan adalah manusia-manusia itu yang dapat menampung luapan lalu memeluk dengan penuh rasa ikhlas.
Ada rindu dipenghujung waktu..
Dimana setiap pertemuan lama memberi kenangan baik, pada mereka yang mampu menjadikan seseorang lebih ternilai. Dan itu aku. Rindu ini muncul pada mereka yang menyapu tangis dan melelehkan lelah yang aku luapi.
Saturday, September 30, 2017
Ciptaan.
Saya teringat tepat 9 bulan yang lalu, ada pengalaman menarik yang saya selami sebelum pernah mencobanya. Ada sebuah kenangan manis, yang menyadarkan saya bahwa dunia adalah tempat kita belajar menghargai hidup, memahami pentingnya segala keadaan, dan menyadarkan bahwa makhluk pribumi adalah sesuatu yang kecil yang memang bukan apa-apa. Justru banyak sekali pembelajaran yang dapat saya raih hanya dengan pengalaman "baru". Ketika saya mencoba memberanikan diri, untuk berada dititik tertinggi yang belum pernah dijangkau, ada sebuah kebahagiaan dan sekiranya ingin mengeluarkan buliran air mata, sebuah rasa senang dan kebahagiaan berpadu, menciptakan rasa syukur melebihi segala yang saya dapatkan.
Tepat dimalam 30 Desember 2016, saya menaiki sebuah mobil backpaker, mobil petualang yang menegangkan, Jeep namanya. Berada ditepi jurang terjal pukul 11 hingga pukul 2 malam hari, ditemani rasa kantuk yang mengganggu, serta udara dingin yang menghiasi keadaan hingga menembus angka 12 derajat, membuat segala jaket tebal serta sarung tangan yang tebal tak membuahkan hasil. Rasa pasrah berada dikeliling jurang untuk sampai disebuah gunung yang indah adalah penenang kegaduhan dalam dada. Segala rasa menyerah tetap kalah dengan rasa penasaran saya dan kecintaan saya terhadap alam Indonesia. Gunung adalah yang terindah dalam setiap kecintaan saya terhadap alam. Bagi saya, gunung adalah sebuah tempat baru, yang membuat saya semakin mencintai kehidupan tak kala saya menyerah dalam setiap urusan.
Tepat dimalam 30 Desember 2016, saya menaiki sebuah mobil backpaker, mobil petualang yang menegangkan, Jeep namanya. Berada ditepi jurang terjal pukul 11 hingga pukul 2 malam hari, ditemani rasa kantuk yang mengganggu, serta udara dingin yang menghiasi keadaan hingga menembus angka 12 derajat, membuat segala jaket tebal serta sarung tangan yang tebal tak membuahkan hasil. Rasa pasrah berada dikeliling jurang untuk sampai disebuah gunung yang indah adalah penenang kegaduhan dalam dada. Segala rasa menyerah tetap kalah dengan rasa penasaran saya dan kecintaan saya terhadap alam Indonesia. Gunung adalah yang terindah dalam setiap kecintaan saya terhadap alam. Bagi saya, gunung adalah sebuah tempat baru, yang membuat saya semakin mencintai kehidupan tak kala saya menyerah dalam setiap urusan.
Friday, September 22, 2017
Kejora
Entah embun memalsukan butiran air, atau mata yang enggan mendelik menemukan. Entah karena awan yang berbatas tabir hingga tak memunculkan hujan, atau laut pasang yang sedang enggan menaikkan uap. Entah karena semua ada batasan; atau karena aku yang menjaga keadaan.
Suatu hari dikala sinar menghujani terik panas habis-habisan, aku menyentuh bayang-bayang tanpa rabaan. Mataku tertuju pada satu pembuat onar, penyebab masalah-masalah yang muncul dalam setiap tenang dalam rasa. Setiap ia menatap bola mata hitam, gemuruh yang bersesakan mengitari ruang hampa. Entah karena hanya sebuah mata yang lihai melihat, tanpa ada rasa candu, membuatku ingin mencari pintu keluar dari sebuah pertemuan.
Suatu hari dikala sinar menghujani terik panas habis-habisan, aku menyentuh bayang-bayang tanpa rabaan. Mataku tertuju pada satu pembuat onar, penyebab masalah-masalah yang muncul dalam setiap tenang dalam rasa. Setiap ia menatap bola mata hitam, gemuruh yang bersesakan mengitari ruang hampa. Entah karena hanya sebuah mata yang lihai melihat, tanpa ada rasa candu, membuatku ingin mencari pintu keluar dari sebuah pertemuan.
Saturday, August 26, 2017
PERJUANGAN MASUK PTN (2)
Halo! Hihi, balik lagi yah semuanya..
Berhubung ini malem minggu dan besok libur, aku punya waku
kegabutan di kosan nih wkwk.
Kuy lanjut cerita kemarin ya..
Jreng Jreng Jreng.
Detik-detik pengumuman SNMPTN.
Jadi dari malem sebelum pengumuman, aku uda deg-degan gitu.
Ya iyalah, orang ini penentu masa depan kan. Aku uda bimbang ini bakal lulus
gak ya, uda bayangin pake almamater biru itu, uda bayangin bakal teriakan kalo
lulus, dan malem sehari sebelum pengumuman itu aku uda was-was. Uda berdo’a,
uda tahajudan, uda baca quran, udah ngelakuin semuanya. Tau ga kenapa? Iya,
biar Allah ngasih yang aku mau. Biar semuanya sesuai dengan keinginanku.
Friday, August 25, 2017
PERJUANGAN MASUK PTN (1)
Assalamualaikum.
Halo semua, udah lama banget ga update blog semenjak banyak
kesibukan masa-masa menjadi maba kuliah ini, hehe..
Oh ya, btw aku mau cerita, tentang sesuatu yang selalu aku
inginkan tapi kenyataannya gak semua yang selalu kita harapkan adalah takdir
yang diberikan oleh sang pencipta. Gakpapa, untuk para adek-adek yang sebentar
lagi mau masuk kedalam dunia perkuliahan dan bimbang, atau kaya ngerasa “duh
aku bisa ga ya masuk disana” atau “yaampun itu kan masuk ptn favorit indo” dsb.
Jadi aku mau berbagi pengalaman aja sama para adek-adek yang bentar lagi akan
masuk ke masa-masa bimbang, dan dipenuhi tanda tanya, kesedihan, kebahagiaan,
atau yaaa yang buat kita berpikir berkali-kali. Siapa tau aku bisa jadi
motivasi generasi kalian yah hehe.
Singkat cerita, semenjak aku pindah ke Palembang setelah
belasan tahun hidup di Pekanbaru. Aku selalu berfikir satu PTN impian yang
selalu aku usahakan. Tau ga apa? Ituloh, PTN yang ada di Jawa Timur khusunya
kota Malang. Banyak sih hal-hal tertentu yang buat aku pingin banget banget
disana. Nih aku list ya.
Sunday, July 23, 2017
Kepada yang sedang merasa.
Kepada mereka yang merasa rendah dimata orang-orang.
Jangan malu; dalam kondisi apapun yang menjadi penghalang untuk mendapatkan ingin yang belum jelas keberadaannya.
Biarkan takdir hidup memelototimu puas-puas. Biarkan ia sedikit terkesima atas perjuangan-perjuanganmu yang masih ia sembunyikan. Mungkin ia merasa belum cukup; tentang semua cara yang engkau kira sudah melampaui batasan.
Kepada mereka yang merasa malu dihilir dan dihinggapi kerumunan manusia.
Biarkan jerih payahmu memenangkan egonya, nanti. Jangan peduli pada siapa-siapa. Orang-orang diluar memang memuakkan. Banyak hal yang tak perlu ia cari tau, apalagi ia patahkan hati seseorang. Jangan peduli pada mulut-mulut berbisa yang hanya bisa menanamkan cabik pada setiap usahamu untuk mendapat segala yang baik.
Kepada mereka yang merasa semua belum adil.
Banyak ingin yang memang susah untuk didapat. Dan banyak kebaikan yang belum kita ketahui apa. Tapi sungguh; segala ingin belum tentu sempurna. Dan segala baik, perlahan akan membuatmu sempurna. Jangan patahkan inginmu; tunjukkan pada dunia bahwa kebaikan akan segera menghampirimu dengan serius. Lupakan inginmu perlahan-lahan, dan bahagialah atas apa yang baik yang nanti engkau dapatkan.
Jangan malu; dalam kondisi apapun yang menjadi penghalang untuk mendapatkan ingin yang belum jelas keberadaannya.
Biarkan takdir hidup memelototimu puas-puas. Biarkan ia sedikit terkesima atas perjuangan-perjuanganmu yang masih ia sembunyikan. Mungkin ia merasa belum cukup; tentang semua cara yang engkau kira sudah melampaui batasan.
Kepada mereka yang merasa malu dihilir dan dihinggapi kerumunan manusia.
Biarkan jerih payahmu memenangkan egonya, nanti. Jangan peduli pada siapa-siapa. Orang-orang diluar memang memuakkan. Banyak hal yang tak perlu ia cari tau, apalagi ia patahkan hati seseorang. Jangan peduli pada mulut-mulut berbisa yang hanya bisa menanamkan cabik pada setiap usahamu untuk mendapat segala yang baik.
Kepada mereka yang merasa semua belum adil.
Banyak ingin yang memang susah untuk didapat. Dan banyak kebaikan yang belum kita ketahui apa. Tapi sungguh; segala ingin belum tentu sempurna. Dan segala baik, perlahan akan membuatmu sempurna. Jangan patahkan inginmu; tunjukkan pada dunia bahwa kebaikan akan segera menghampirimu dengan serius. Lupakan inginmu perlahan-lahan, dan bahagialah atas apa yang baik yang nanti engkau dapatkan.
Wednesday, July 5, 2017
Halo Juli?
Halo Juli.. Rangkul aku untuk dapat kembali menuai mimpi disela-sela fikir yang dulu selalu berada disamping aktivitas. Beri aku sedikit jawaban dari sebuah pengharapan. Jangan buat seluruh penatku semakin menumbuhkan hasrat, beri aku kesempatan menggelayut ingin yang dari dulu aku tanam dekap-dekap.
Kepada Juli,
Jangan biarkan aku menyeret rasa sakit itu semakin dalam. Tolong.. Tolong beri aku harap dari sebuah ingin yang selalu memutar-mutar dipelataran kepala hingga ke dada. Tolong hadirkan nyata pada manusia biasa ini yang selalu menumbuhkan imajinasi bahagia. Sebuah definis bahagia, yang selalu terlarut dalam sebuah klise keadaan. Izinkan segalanya berubah. Keadaan berbaik hati menurut pada ucap dan hati yang selalu lemah.
Pada Juli, air hujan semakin sering menaruh rinainya padamu.
Aku takut. Jika tetesan air hujan itu membawa duka-duka yang menyelimutiku. Deretan kesedihan yang menyimpan segala takdir yang ingin luput dari harapku. Maka, izinkan aku menyusup pada angin, memberi kabar pada tetesan itu bahwa jangan beri sulit yang semakin kembali. Biarkan aku menjadi sepoi dalam badai dingin dimusim hujan. Menelusuri derasnya air yang tertetes dari cakrawala, menyapa segala tetesan air dan membagi cerita tentang ingin yang tak kunjung terlintas.
Kepada Juli,
Jangan biarkan aku menyeret rasa sakit itu semakin dalam. Tolong.. Tolong beri aku harap dari sebuah ingin yang selalu memutar-mutar dipelataran kepala hingga ke dada. Tolong hadirkan nyata pada manusia biasa ini yang selalu menumbuhkan imajinasi bahagia. Sebuah definis bahagia, yang selalu terlarut dalam sebuah klise keadaan. Izinkan segalanya berubah. Keadaan berbaik hati menurut pada ucap dan hati yang selalu lemah.
Pada Juli, air hujan semakin sering menaruh rinainya padamu.
Aku takut. Jika tetesan air hujan itu membawa duka-duka yang menyelimutiku. Deretan kesedihan yang menyimpan segala takdir yang ingin luput dari harapku. Maka, izinkan aku menyusup pada angin, memberi kabar pada tetesan itu bahwa jangan beri sulit yang semakin kembali. Biarkan aku menjadi sepoi dalam badai dingin dimusim hujan. Menelusuri derasnya air yang tertetes dari cakrawala, menyapa segala tetesan air dan membagi cerita tentang ingin yang tak kunjung terlintas.
Thursday, June 1, 2017
Kesendirian.
Tak ada yang lebih baik dari sebuah kesendirian. Aku memilih seperti ini, mengikrarkan keadaan untuk tak memilih siapapun yang menyuguhkan bualan elok tentang sebait perasaan. Tak peduli lagi pada siapa-siapa, termasuk orang yang sedalam-dalamnya kutancap benih-benih cinta.
Sendiri tak pernah menyulitkan. Aku merasa nyaman; tak tau menau lagi tentang gombal yang dicipta oleh para pemain cinta. Tak lagi belajar untuk bersikap baik-baik saja kala aku rindu dengan sebuah kejujuran. Tak lagi berpura-pura memaklumi ketika akhirnya aku dibohongi. Tiada yang menyulitkan. Semua berjalan lurus setulus nyamanku mencipta keadaan. Membuat pilihan yang akhirnya menenangkan. Membuatku tak lagi rumit tentang definisi cinta.
Sendiri tak pernah menyulitkan. Aku merasa nyaman; tak tau menau lagi tentang gombal yang dicipta oleh para pemain cinta. Tak lagi belajar untuk bersikap baik-baik saja kala aku rindu dengan sebuah kejujuran. Tak lagi berpura-pura memaklumi ketika akhirnya aku dibohongi. Tiada yang menyulitkan. Semua berjalan lurus setulus nyamanku mencipta keadaan. Membuat pilihan yang akhirnya menenangkan. Membuatku tak lagi rumit tentang definisi cinta.
Friday, May 19, 2017
Apa-apa
Saya pernah merasa bukanlah apa-apa. Dalam segi manapun, saya selalu jauh dari apa-apa. Entah dari sebuah nama "apa-apa" itu sendiri, atau segala hal yang dimaksud seseorang "lebih". Bagi saya, bukan apa-apa itu ketidak masalahan yang selalu saya pertanyakan. Saya hanya berani menyimpan tanya pada diri sendiri. Saya tak cukup hebat untuk mengidentifikasi orang-orang yang mengaku punya. Hingga pertanyaan atas sebuah "apa-apa" itu hinggap pada kepala, dan itu membuat tanda tanya besar dalam batin. Mengapa saya tidak memilikinya?
Dan saya pernah berduka. Sangat dalam. Mengeluh tiada hentinya. Tak pernah puas untuk mendapat apa yang saya miliki. Semua orang tentu tau, ada hal lain yang disedihkannya hingga itu mengglobalisasikan kata "apa-apa". Termasuk saya. Hidup mengalir begitu saja, hingga tiba disuatu titik saya ingin menyerah. Hingga apa yang saya usahakan dengan tekun itu belum memihak pada saya. Dan saya menjadi kusut, hingga hidup saya seperti tidak ada apa-apanya.
Dan saya pernah berduka. Sangat dalam. Mengeluh tiada hentinya. Tak pernah puas untuk mendapat apa yang saya miliki. Semua orang tentu tau, ada hal lain yang disedihkannya hingga itu mengglobalisasikan kata "apa-apa". Termasuk saya. Hidup mengalir begitu saja, hingga tiba disuatu titik saya ingin menyerah. Hingga apa yang saya usahakan dengan tekun itu belum memihak pada saya. Dan saya menjadi kusut, hingga hidup saya seperti tidak ada apa-apanya.
Friday, April 21, 2017
Perpisahan
Entah apa yang dipikirkan orang-orang tentang perpisahan. Itu menyakitkan. Sangat melukai hatiku yang tak mampu menampung derasnya pilu. Semakin hari, rongga dadaku membengkak, ia tergelincir pada tiap duka yang bersemayam lama dalam selimut tanya. Aku selalu sulit untuk terbiasa bercakap pendek pada hatiku sendiri yang kerap menyimpan pertanyaan semu yang sulit kulontarkan. Aku semakin sulit berbicara dan menyadarkan diri, semakin ingin mencari tau, namun rupa-rupa jawaban itu masih terlihat samar. Dan akhirnya yang harus dipahami, perpisahanlah yang menanggung risiko paling besar dalam sebuah pertemuan.
Aku tak ingin ada pertemuan. Jika penyakit itu; sebuah perpisahan, yang selalu kerap aku temukan. Entah harus menangis atau meraung, aku lah yang selalu tersakiti. Akulah yang dibuatnya bimbang hingga cemas tak menepi. Aku diambang tanya, apakah pertemuan kali ini adalah jawaban atas pertemuan lainnya? Apakah nantinya aku bisa bertemu dengan sosok itu? Iya. Seseorang yang hadirnya tak pernah kuharap, namun Tuhan memberi garis besar dalam sebuah perjalanan. Dalam hidup kali itulah, tepat pertama kalinya aku bertemu dengan orang yang sosoknya kusebut "berbeda."
Aku tak ingin ada pertemuan. Jika penyakit itu; sebuah perpisahan, yang selalu kerap aku temukan. Entah harus menangis atau meraung, aku lah yang selalu tersakiti. Akulah yang dibuatnya bimbang hingga cemas tak menepi. Aku diambang tanya, apakah pertemuan kali ini adalah jawaban atas pertemuan lainnya? Apakah nantinya aku bisa bertemu dengan sosok itu? Iya. Seseorang yang hadirnya tak pernah kuharap, namun Tuhan memberi garis besar dalam sebuah perjalanan. Dalam hidup kali itulah, tepat pertama kalinya aku bertemu dengan orang yang sosoknya kusebut "berbeda."
Saturday, March 25, 2017
Tolong.
Kamu menyapaku diantara tabir-tabir remang. Saat aku mulai memenjarai perlahan-lahan atas nama cinta, dan sudah kuberi sumpah serapah yang bertubi-tubi dalam sebuah nama perasaan. Aku trauma. Aku cukup jera untuk mencoba kembali jatuh cinta diantara rentetan kelabu dikemudian harinya. Yang kutau, cinta itu menyakiti. Melukai hatiku; yang entah darimana bengisnya. Bahkan aku mendekap erat, terjaga agar segelintir perasaan itu selalu didekap. Tapi, yang kutau lagi, cinta itu merapat. Mendekat dengan hati baru yang belum dijejal pemiliknya. Menghilang hingga lekat dengan orang baru yang belum tentu tepat. Dan aku menjadi kemarau tiba-tiba. Runtuh didadaku semakin menuai. Aku bukan orang yang tepat, yang entah darimana kutau. Aku terluka hebat. Aku; yang memperjuangkan segenap ketulusan, dan semuanya berakhir duka. Aku terluka, dan aku tak bisa sembuh dari luka yang dari awal kuyakinkan memang akan ada.
Kamu menyinggung sedikit hidupku dengan kata-kata sapaan. Nyaliku kandas, saat ucapmu yang terlepas dari mulut itu mengajakku berinteraksi. Dan aku berfikir, kamu adalah apa-apa saja yang sama dimasa laluku. Kamu yang nantinya akan menyakiti hari-hariku setelahnya. Entah jam, menit, atau detik yang telah mengajariku lupa akan sebuah perasaan. Aku tidak ingin peduli, aku tidak ingin menyaut. Sebab aku selalu tak berani untuk mendekap perasaan (lagi). Karena aku seorang pencemas rasa, yang selalu takut untuk jatuh cinta dengan kepalsuan.
Kamu menyinggung sedikit hidupku dengan kata-kata sapaan. Nyaliku kandas, saat ucapmu yang terlepas dari mulut itu mengajakku berinteraksi. Dan aku berfikir, kamu adalah apa-apa saja yang sama dimasa laluku. Kamu yang nantinya akan menyakiti hari-hariku setelahnya. Entah jam, menit, atau detik yang telah mengajariku lupa akan sebuah perasaan. Aku tidak ingin peduli, aku tidak ingin menyaut. Sebab aku selalu tak berani untuk mendekap perasaan (lagi). Karena aku seorang pencemas rasa, yang selalu takut untuk jatuh cinta dengan kepalsuan.
Subscribe to:
Comments (Atom)
Terlalu lama
Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...
-
Hai, kali ini berhenti buat prosa-prosa dulu ya. Aku mau berbagi ke kalian kalau sekarang aku juga nulis diwattpad:) Emang baru sih, aku la...
-
Halo teman-teman! Mungkin banyak dari kalian yang bertanya-tanya tentang jurusan dari universitas ini nih. Berhubung aku mahasiswa angk...
-
Kali ini emang out of topic banget sama yang biasanya aku bikin. Bukan tentang rangkaian kata, kali ini rangkaian cerita perjalanan ya...