Friday, August 25, 2017

PERJUANGAN MASUK PTN (1)



Assalamualaikum.
Halo semua, udah lama banget ga update blog semenjak banyak kesibukan masa-masa menjadi maba kuliah ini, hehe..

Oh ya, btw aku mau cerita, tentang sesuatu yang selalu aku inginkan tapi kenyataannya gak semua yang selalu kita harapkan adalah takdir yang diberikan oleh sang pencipta. Gakpapa, untuk para adek-adek yang sebentar lagi mau masuk kedalam dunia perkuliahan dan bimbang, atau kaya ngerasa “duh aku bisa ga ya masuk disana” atau “yaampun itu kan masuk ptn favorit indo” dsb. Jadi aku mau berbagi pengalaman aja sama para adek-adek yang bentar lagi akan masuk ke masa-masa bimbang, dan dipenuhi tanda tanya, kesedihan, kebahagiaan, atau yaaa yang buat kita berpikir berkali-kali. Siapa tau aku bisa jadi motivasi generasi kalian yah hehe.

Singkat cerita, semenjak aku pindah ke Palembang setelah belasan tahun hidup di Pekanbaru. Aku selalu berfikir satu PTN impian yang selalu aku usahakan. Tau ga apa? Ituloh, PTN yang ada di Jawa Timur khusunya kota Malang. Banyak sih hal-hal tertentu yang buat aku pingin banget banget disana. Nih aku list ya.


-          - Ada keluarga yang peduli.
Yang ini ga bohong. Keluarga besar aku mulai dari kakek sampe sepupu-sepupu dekat ada disana. Jadi ya aku pingin banget banget deket mereka. Pingin kaya orang-orang yang saudara-saudaranya masih seprovinsi lah atau paling engga satu pulau. Terus setiap aku kesana setahun sekali atau dua tahun sekali, mereka selalu bilang “ayo dek kamu entar kuliah disini aja yaa sama aku” “Dek kamu kesini ya entar kuliahnya” dsb. Setiap otp-an juga gitu terus. Manalagi sepupu2 ku yang deket disana semuanya, jadinya ngedukung aku gitu, ada keinginan aku untuk kesana.
-         -  Makanannya hemat didompet.
Ya kalau orang bilang sih, harga di jawa itu relatif murah ketimbang sumatra. Ini bener loh, makanannya juga khas, enak-enak. Yang penting dipikirin untuk anak yang mau merantau sih, harga makanan haha. Karena sebanyak apapun kiriminan dari ortu, tetep aja namanya anak kosan mikirnya harus bisa membagi keperluan A dan B. Jadi seminimal mungkin harga makanan diperhitungkan hihi.
-          - Wilayah dingin dan banyak gunung.
Next, aku itu sukaaa banget banget sama pegunungan. Bagiku gunung lebih indah daripada lautan. Mungkin banyak yang bilang, ih bagusan laut lah bisa surfing, bisa liat ikan, bisa denger ombak blablabla. Aku pribadi kurang suka, bukannya ega suka, kan ciptaan Allah semua indah hehe. Cuma, aku gabisa renang, dan setiap ngeliat laut aku kebayang terus itu ntar ombaknya membesar terus naik nauzubillah. Aku takut banget sama laut apalagi yang laut lepas gada pantainya. Dan aku juga suka petualang sih. Makanya aku suka ketinggian. Tapi, kenapa sih aku suka wilayah yang dingin? Iya ini bener, bukan karena biar mutihin kan gada sinar matahari, bukan ya.. Aku suka karena sejuk, aku suka hawa-hawa dingin, hawa-hawa pedesaan kaki gunung gitu2 meskipun aku belum pernah tinggal ditempat kaya gitu. Tapi ini kan aku pribadi ya, kita semua beda-beda.
-          - Banyak tempat wisata.
Karena aku suka dataran tinggi, otomatis aku suka tempat wisatanya. Gunung pastinya hehe. Sama perkebunan gitu. Ya jadinya gitu deh, banyak tempat wisata di Kota itu yang buat aku tertarik kuliah disana. Nb: Niat pertamanya sih ya kuliah dong._. Ini yang kesekian wkwk.
-          - Langka.
Nah, yang ini loh ya. Meskipun aku lahir di kota Malang, tapi tetep aja besarnya merajalela di Sumatra. Dan, kalau orang sumatra kuliah disana itu seakan-akan luar biasa. Ga disitu aja sih, kalau orang sumatra yang kuliah ke PTN Jawa seakan luar biasa aja hehe.
-          - Faktor orang tua
Ini yang terakhir haha. Ayah dan ibu alumni sana. Mereka suka cerita tentang kuliah disana, sampai-sampai cinta bersemi dikampus, yang anak teknik sukanya main ke anak ekonomi haha. (Ini fakta, ibu: “jangan ditiru”)

Ya gitu. Bayangin sama adek-adek, temen-temen, siapapun yang baca ini. Banyak kan alasan aku sampai pinginnya cuma diitu. Semenjak pindah ke Palembang kelas xi, aku pinginnya Cuma univ itu, pokoknya teknik. Sampe-sampe tiap ditanya aku jawab lengkap. Univ A jurusan A. Fokus aku Cuma keitu aja. Gamau PTN2 lain yang meskipun lebih favorit.

Hari berganti hari, tahun ajaran kelas XII pun datang. Sampai ga kerasa udah semester 5, penentuan SNMPTN. Disitu aku mulai mikir gengs, yakali, aku lihat daftar alumni yang keterima undangan di univ itu Cuma 1-2 orang aja. Apalagi aku anak pindahan, aduh. Disitulah aku mulai membimbang-bimbangkan jurusan tersebut. Alhasil, berkat usaha men-searching siang dan malam, mencari informasi, aku memutuskan memilih jurusan TIP.  TIP itu Teknologi Industri Pertanian yah.. Pertama, aku memang suka pertanian. Kedua, aku suka dibidang pengolahan pabrik2. Yauda, dengan pilihan yang teramat lama akan kebimbangan, barulah diriku memutuskan memilih itu sebaga pilihan 1, dan pilihan keduanya adalah Teknik. Ya guys, aku tetep milih teknik loh. Tapi teknik lingkungan. Aku takut passion aku bukan diteknik sipil/industri karena itukan isinya para lelaki2 idaman yang vintar:D Yaudah deh aku dengan rahmat Allah yang maha kuasa dan dipinang dengan Bismillah, aku fix memilih itu saja. Pilihan 3 nya aku kosongin, karena aku gaminat Univ yang ada diaerahku.

Ohya, kenapa kamu gaminat di PTN tempatmu? Kan enak deket keluarga.

Justru itu gengs. Aku pingin ada dilingkungan yang baru. Aku pingin mencari jati diriku sendiri tanpa perlu bergantung selalu dengan orang tua. Selama ini aku apa-apa selalu disuapin dengan mudah, semuanya diberi apa saja, apa yang kuinginkan dipermudah, gak perlu kemana-mana nyari ini itu banting tulang karena semua ada. Aku ngerasa hidup kayanya ga cuman untuk itu. Sedangkan orang diluar sana, banyak banget yang harus kerja keras untuk mendapat apapun. Disitu aku ingin mencoba gengs, ingin belajar menjadi sesosok manusia sederhana, menjadi manusia yang selalu teduh, manusia yang tak selalu mengeluh, manusia yang bisa bermanfaat untuk orang sekitar, bukan hanya manusia lemah yang selalu merepotkan.

Tapi kan itu bisa aja didapat kalau kita mau?

Menurut aku pribadi, fakta bahwa 99,99% selama kita yang anak “kota” ini bergantung dan satu atap dengan orang tua, itu hanya sebuah ilusi. Karena, orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya, untuk apa anaknya susah-susah nyari ini itu selagi orang tua yang melihat kita kesusahan bisa membantu dengan mudah? Hayo, bisa jawab ga? Jadi, aku pribadi dengan pikiranku sendiri, aku nganggepnya gitu. Gaakan bisa dan ga akan mudah mencoba sesuatu yang baru dengan usaha sendiri selama kita masih satu tempat dengan orang tua.

Oh ya, tapi niat itu diperlurus yah. Kita harus selalu ingat arah pulang yang pertama adalah orang tua. Jangan cuman mikir kita merantau untuk bersenang-senang atau sekedar yang aku bilang tadi mau mencari jati diri. Tapi mulailah belajar. Belajar memahami hidup yang orang lain rasakan. Belajar bertingkah laku merendah, hidup layaknya orang-orang biasa, dan mengambil pelajaran penting bahwa hidup tak selamanya “bergantung”.

Next, oh ya lupa lanjutannya SNMPTN. Berhubung ini udah sore, dan besok ada tugas yang mau aku buat, besok aku lanjut yah temen-temen dan adek-adekku. InsyaAllah secepatnya akan aku update lagi cerita lanjutannya. Bakal agak membelalak sih, tapi semuanya tetep dengan seizin Allah berjalan lancar hihi.

Pesan aku untuk semuanya pada cerita ini,
1.       Bermimpilah setinggi angkasa, jika kamu terjatuh, maka kamu akan mengambang saja diantara galaksi yang indahnya luar biasa.
2.       Jangan takut ingin merantau. Dek, temen-temenku, kamu akan belajar memaknai hidup yang sesungguhnya, hatimu akan lebih terbuka dan peka.
3.       Gapapa disangka mustahil, Allah sudah menata hidupmu jauh sebelum kamu ada. Gausah peduliin mereka yang bilang kamu gamampu, atau terlalu tinggi. Yang penting dengan tekad dan kuat, kamu akan bisa, meski tujuan akhirmu tak selalu indah, tapi percayalah, Allah akan mengindahkannya dengan waktu yang belum kau temukan.

Itu aja untuk cerita ini ya dek, temen-temenku. Besok aku lanjutin lagi, semoga beberapa ceritaku bermanfaat ya... Dan jadi motivasi terbaik yang kalian ingin dapatkan hihi.
Maturnuwun untuk prolognya, Assalamualaikum:)

No comments:

Post a Comment

Terlalu lama

Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...