Terimakasih untuk menjadi milikimu sendiri ketika dunia tahu bahwa hidupmu tidak lagi menarik seperti orang lain.
Terimakasih untuk menjadi seseorang yang membuatku tetap hidup disaat duniaku sedang runtuh menyeluruh.
Terimakasih untuk menjadi kita yang masing-masing dengan doa yang paling kita ingini.
Terimakasih untuk berjuang menjadi yang lebih baik, belajar untuk menjadi seseorang yang selalu membawa baik, berusaha untuk berada pada jalan yang baik.
Terimakasih untuk kuat yang selalu menjadi rekat ketika aku tidak pernah siap melakukan.
Terimakasih telah membawa damai yang selalu aku semai.
Ada banyak kalimat yang ingin aku sampaikan pada Tuhan,
pada segala baik yang selalu membaik,
pada segala khayalan yang selalu memberi semangat atas pencapaian,
pada segala alasan mengapa aku jatuh tanpa pernah rapuh,
Kamu jawaban dari kosa kata yang paling takut kuucap, paling tak berani kudengar, paling awam kusampaikan.
Kamu cerita yang selalu aku harap kapanpun, karena tidak lagi ada alasan mengapa aku melakukannya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Terlalu lama
Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...
-
Hai, kali ini berhenti buat prosa-prosa dulu ya. Aku mau berbagi ke kalian kalau sekarang aku juga nulis diwattpad:) Emang baru sih, aku la...
-
Halo teman-teman! Mungkin banyak dari kalian yang bertanya-tanya tentang jurusan dari universitas ini nih. Berhubung aku mahasiswa angk...
-
Kali ini emang out of topic banget sama yang biasanya aku bikin. Bukan tentang rangkaian kata, kali ini rangkaian cerita perjalanan ya...
No comments:
Post a Comment