Wednesday, June 3, 2020

Kehilangan

     Pernah tahu saat kehilangan adalah sebuah mimpi buruk bagi seorang perempuan remaja yang bahkan hidupya tidak pernah merangkul bahagia sekalipun? Atau disaat dunia benar-benar runtuh dalam memberi rasa aman dalam tiap gelisah yang hadir tanpa pernah mahir untuk membuatnya sembuh total?
     Pernah paham rasanya menyembunyikan kesedihan yang tidak pernah ada ujungnya dalam tiap lembaran baru yang ia buka? Berusaha menjadi pribadi yang lebih baik supaya lega dan tidak lagi menahan kekesalan namun selalu gagal ia lakukan?
     Pernah tahu saat kehilangan adalah hal yang selalu ia takutkan setiap harinya, hal yang membuatnya tidak lagi sama menjadi seseorang yang utuh tanpa tahu dia sudah kehilangan banyak hal termasuk dirinya?
     Sudah? Bentuk tolong apa yang sebenarnya pernah ada untuk membuatnya berhenti menanggapi setiap rasa sakit yang ia simpan erat-erat?
     Dia bukan lagi perempuan yang tumbuh karena bahagianya yang memang mau. Bertumbuh--katamu? Adalah sebuah kata yang tidak lagi menjadi alasan paling manis untuk tetap hidup. Menjadi sebuah kata yang menyuguhi persamaan hak orang lain untuk tetap kuat meski semua tidak.
     Kamu manusia, kan? Pernah tahu saat seseorang tidak lagi bisa menyenangi kegemarannya karena dia sudah merasa berbeda dari sebelumnya? Pernah saat seseorang yang paling bahagia menjadi sebuah pecundang dalam dirinya? Yang tidak bisa mengontrol rasa sakit terdalam dan selalu membuat alibi yang dibumbui kalimat pemanis pada orang lain?
     Kehilangan menjadi salah satu alasan bagaimana rasa sakit yang pernah ia rasakan tidak lagi memberi hak istimewa untuk hatinya yang pernah baik-baik sekali. Sesekali, resapi kalimat manis yang pernah kamu suguhi padanya, tentang persamaan hak dalam setiap rasa yang ada, tanpa saling benci dan memalsukan keadaan, tidak usah pura-pura; bahkan semesta saja tahu rasanya kehilangan menjadi jawaban yang paling buruk dalam tiap keadaan.
    Sebelum kehilangan dia lebih jauh, bolehkah kamu sekedar datang untuk melegakan yang ada? Untuk merelai masalah yang tak pernah sudah? Untuk membentuk kalimat maaf yang pada akhirnya mampu membantunya untuk tetap kuat?
     Kamu kehilangan ia semakin jauh. Kehilangan dirinya yang pernah sampai di taraf bahagianya, kehilangan dirinya yang selalu memaklumi kesedihan.
     Semoga dia masih saja bisa bertanggung jawab untuk kebahagiaan dirinya, karena dunia tahu bahwa bentuk kehilangan yang paling akan bisa direlai dengan saling--meski pada akhirnya akan menjadi asing.

No comments:

Post a Comment

Terlalu lama

Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...