Manusia biasa yang lagi-lagi gagal menang dari sorakan masalah yang terus saja menganggu.
Tidak berhenti, tidak mahir untuk sudah, tidak bisa dan tak pernah pandai memeluk tiap keping yang selalu diburu waktu.
Berlomba, bermain peran, bermetamorfosis hebat dalam bayangan rumpang,
berkutik dengan rambu-rambu remang yang diusut habis dengan cerita perasaan.
Mereka bilang kita mustahil kuat,
mustahil menang dalam cerita yang sudah kita rancang rapi-rapi
hanya agar mulut tidak memberi luka diri
hanya agar tidak menjadi tuli mendengar desus tak berarti
Kita manusia sama,
Meluap luka menjadi sendu yang tak habis lelah
Menangis, menggerutu, meminta adu yang tak kunjung sudah
Memanja cerita sembuh yang melebar masalah
Kita manusia sama yang dikejar hari esok,
supaya yang lalu segera pergi.
Lari.
Thursday, July 9, 2020
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Terlalu lama
Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...
-
Hai, kali ini berhenti buat prosa-prosa dulu ya. Aku mau berbagi ke kalian kalau sekarang aku juga nulis diwattpad:) Emang baru sih, aku la...
-
Halo teman-teman! Mungkin banyak dari kalian yang bertanya-tanya tentang jurusan dari universitas ini nih. Berhubung aku mahasiswa angk...
-
Kali ini emang out of topic banget sama yang biasanya aku bikin. Bukan tentang rangkaian kata, kali ini rangkaian cerita perjalanan ya...
No comments:
Post a Comment