Friday, September 7, 2018

Aku ini apa?


Bagi sebagian orang; aku ini apa?
     Sebagian mulut-mulut orang lain bilang aku ini pendiam, memang, betul sekali, aku kaku dan sulit mencerna keadaan. Aku sulit memahami orang lain. Bahkan, aku hanya berani mengangguk dan mengiyakan diri padahal tak nyaman pun dilingkupku, sungguh.
     Sebagian orang mengatakan aku ini seru. Padahal, beberapa cerita terbentuk karena aku merasa lega membersamai orang-orang itu, mereka yang selalu menang dalam melelehkan hatiku untuk berada dilingkupnya, orang-orang baik yang membuat aku terkesima; sehingga aku lupa tentang aku ini apa? Dan akhirnya aku tak peduli aku ini apa.
     Sebagian orang mengatakan aku ini asyik, entahlah. Beberapa orang menyebut itu; ketika aku sedang benar-benar tak peduli. Ada yang mengatakan bahwa menjadi teman mainku adalah keuntungan, sehingga ketika aku sadar aku sedang tak berguna, mereka yang membuatku sadar bahwa aku benar-benar memiliki hak dan sebuah kenyamanan.
     Sebagian orang mengatakan aku ini cuek. Tak mau bercengkrama pun menyapa, membuang muka dan tak peduli sekitar. Ah, aku pikir dengan cara ini aku senang dengan diriku, melibatkan orang yang tak kukenal dalam hidup hanya akan membuatku lelah, serupa ketika mulut-mulut mereka pada akhirnya mengatakan aku ini “cuek”. Mereka lagi-lagi membuatku sadar, aku terlalu mencintai dunia sekitar, hingga lupa dunia nyata dan sisi manusia lain yang juga menjalani kehidupan.
      Sebagian orang mengatakan aku ini apa adanya. Mereka memberiku kekuatan, ternyata aku mencintai duniaku sehingga tak peduli orang sekitar, pun membuatku sadar bahwa tak seharusnya itu terjadi. Aku senang di sebut apadanya—itu berarti aku jauh dari kata angkuh, dan aku menyukainya.
     Sebagian orang mengatakan aku ini lembut. Bahwa aku tahu, terlalu lembut juga akan membuat perasaan sakit. Terlalu lembut akan membuatku sering patah, pun jatuh. Mereka menyebut, menyukaiku karena itu. Padahal aku tahu, sebagian orang lain saja mungkin menyebutku; tak sabaran pun sering marah.
     Sebagian orang mengatakan aku ini ramah. Dari satu sisi lain, beberapa orang menilaiku jahat. Kutahu, terkadang ramah akan tak sama dengan logika, ramah ialah bentuk perbuatan, dan logika adalah sebuah akal-akalan. Aku tumbuh dari diriku, menciptakan kebaikan pada orang yang menerimanya; entah pada yang tidak.
     Maka, jika ternyata aku salah, biarkan aku juga ikut menjawab pertanyaan, aku ini apa? Sebab penilaian orang tak pernah sama, entahlah; yang mana yang seharusnya aku?
     Tiap orang beda pemikiran, pun penilaian. Yang aku tahu; ketika aku membersamai sebuah kelompok yang membuatku nyaman, mereka pun, juga akan nyaman dengan karakterku yang kadang abu-abu. Atau, ketika aku membersamai orang-orang yang terlihat risih bersamaku, aku tahu; mungkin, mereka bukan tak menyukaiku, namun sifatku yang terkadang tak menarik.
     Aku tahu pribadiku lebih darimu; aku juga tahu segala burukku. Namun aku sadar, untuk membersamai orang yang kadang tak peduli, aku juga harus melakukan itu. Maka biarkan beberapa kisah tumbuh menjadi cerita dalam pribadiku sendiri, jangan mengolok pun mempersulit, aku tahu penilaian beberapa orang berbeda.
Maka prinsipkan pada dirimu, bahwa sejatinya penilaian adalah ketika kita condong melihat dalam dirinya, jika yang ternilai buruk; maka ialah buruk, meski terkadang beberapa orang patut dinilai baik.
     Aku tak pernah paham definisi baik; mereka tumbuh berbeda, dalam sukacita, dalam kebahagiaan. Maka dari itu, jika pertanyaan tentang, aku ini apa? Jawabannya, aku adalah sebaik-baiknya aku.

No comments:

Post a Comment

Terlalu lama

Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...