Ketika kau mencintai seorang introvert, akan ada sesuatu yang berbeda, kau harus siap-siap ia puisikan dalam hari-harinya, akan sering terasa hambar bersamanya, kebanyakan aksaranya menulis segala tentangmu, namun begitulah cara ia tetap mencintaimu, dengan kaku dan hati-hati tapi sungguh akan abadi.
Ketika kau mencintai seorang introvert, mungkin ia bukan pemalu; dalam hubungan pun ia sulit percaya diri dan yakin bahwa kamu adalah orang yang benar-benar tulus padanya, ketika ia terdiam dan sedikit bicara, jangan anggap ia marah, ia hanya sedang mengontrol hatinya untuk percaya dan memberanikan diri bahwa kau kini ada disisinya, untuk sebuah tulus dan apa adanya.
Ketika kau mencintai seorang introvert, ia akan lebih teliti dan berhati-hati dalam bercerita padamu. Lebih banyak memilih memendam, menceritakan yang menurutnya penting. Bukan tentang kau; atau siapapun, lebih dari itu karena hatinya terasa nyaman kala ia bersenda gurau dengan seseorang yang membuatnya nyaman, kau bukannya tidak nyaman, namun jauh dari itu ia ingin hubungan kalian baik-baik saja tanpa perlu mencari-cari hal bahasan yang berujung permasalahan.
Ketika kau mencintai seorang introvert, mungkin ia sering serius, tidak bisa semudahmu menjadikannya teman bermain, teman bercanda, ataupun teman ngobrol yang santai. Ia akan membuatmu canggung untuk menyelami hidupmu, hubungan itu akan terasa kaku karena ia sulit membedakan hati dan pikirannya. Sungguh, bukan karena ia tidak menyukaimu, tapi dirinya harus lebih dulu ia mengerti, menjadikanmu teman bermain tidak akan setipe dengannya yang sungguh lebih memilih sedikit teman namun sejati.
Ketika kau mencintai seorang introvert, hatinya akan hati-hati menerimamu, tapi sungguh perasaannya jauh lebih besar padamu. Kau akan dibuatnya berbeda, mengerti tentang dunianya yang tak biasa, menjalani hubungan yang tidak akan sulit secara perasaan, lebih sering menjalani yang ada, tidak ingin masuk pada permasalahan, akan ada kenyamanan; itu yang ia inginkan tanpa perlu menuntut banyak. Ia ingin kau mengerti; seperti ia yang mengerti duniamu.
Ketika kau mencintai seorang introvert, ia akan juga mencintaimu, lebih darimu; meski kau tak mengerti dan tahu. Ia diam-diam bercerita, menulis, berbagi aksara, itu semua tentangmu. Jangan ragu untuk menanyakan perasaannya, ia amat mencintaimu dalam tulisan-tulisannya, ia lebih nyaman mendeskripsikanmu dalam bentuk media, ia sungguh tak akan berpura-pura meski lebih sering diam dan kau merasa tak nyaman. Ketahuilah, begitu caranya untuk terasa nyaman.
Ketika kau mencintai seorang introvert, kau harus percaya, dari sisi diamnya; ia sungguhan mencintaimu. Hatinya canggung, ketika kau memulai menegurnya, maka mengertilah, ia akan sangat sulit membiasakan diri untuk berada di depanmu, bukan karena apapun, karena dirinya tidak merasa pantas dan tak punya keyakinan kuat untuk bersimpatik padamu.
Ketika kau mencintai seorang introvert, kau hanya perlu mengerti ia lebih sabar. Kau hanya perlu mengetuk hatinya secara perlahan, kau perlu menjadi orang yang gemar bercerita, berbagi, menjadikannya berharga dibalik sifatnya yang tak biasa. Bukan karena ia tak mau dan tak punya perasaan, ia lebih sulit memahami dirinya.
Ketika kau mencintai seorang introvert, maka cintailah ia dengan sabar. Ketika kau pada akhirnya memilih seorang introvert, ia akan lebih banyak memahami dunianya; kemudian kamu.
Ketika kau mencintai seorang introvert, izinkan ia menjadi dirinya sendiri. Sebab caranya untuk mencintaimu tidak akan pernah biasa, dan kau juga harus mengerti dari sisinya, bahwa ternyata ia memang sungguh-sungguh simpati dan menerima.
Maka, ketika kau mencintai seorang introvert, terima ia layaknya kau memilihnya sedari lama. Hatinya akan benar-benar tulus menerima, tidak akan ada keinginan tentang permasalahan kecil yang ia torehkan, ia hanya ingin menemui orang yang selalu mengerti sisinya, sebagaimana ia mengerti seorang ekstrovert yang berbeda dengannya.
Maka, ketika kau mencintai seorang introvert, akan ada banyak hal yang kau pertanyakan tentang hatinya, tapi yakin, mengerti, bahwa ia memilihmu secara benar meski tidak dapat dituangkan dalam bentuk ekspresi. Diam-diam ia mengetikkan jemarinya dan bercerita tentang mimpi padamu, tentang kebaikanmu, tentang penghrapan yang luas padamu.
Maka, ketika kau mencintai seorang introvert, jaga hatinya dengan baik, jangan memainkan dan menyakitinya, sebab kau akan selalu abadi meski sakit menggerogoti perasaannya, abadi dalam bentuk tulisan dan terkenang bahwa kau adalah yang paling menyakitinya, dan itu akan membuatnya sakit; ia akan takut untuk mencintai orang lain karena merasa telah gagal menjadi dirinya; karena kau melupakan segala apa yang ia harapkan; memilikimu sepanjang hidupnya.
Untuk ekstrovert diluar sana yang tidak pernah peka dan mengerti sisi wanita introvert, berhati-hati dan bersungguh-sungguh memahami perasaan yang berbeda-beda.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Terlalu lama
Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...
-
Hai, kali ini berhenti buat prosa-prosa dulu ya. Aku mau berbagi ke kalian kalau sekarang aku juga nulis diwattpad:) Emang baru sih, aku la...
-
Halo teman-teman! Mungkin banyak dari kalian yang bertanya-tanya tentang jurusan dari universitas ini nih. Berhubung aku mahasiswa angk...
-
Kali ini emang out of topic banget sama yang biasanya aku bikin. Bukan tentang rangkaian kata, kali ini rangkaian cerita perjalanan ya...
No comments:
Post a Comment