Wednesday, August 8, 2018

Sendirian.

     9 Agustus 2018.
Waktu terasa cepat berlalu, pun cerita ini diketik ketika berada di kota Semarang, dikamar kostan, sendirian.
Hari-hari berlalu tanpa disadari, semua berubah, setiap detik berubah, hingga tak pernah sadar tentang apa dan kapan semua terlewat dan terjadi. Tak ada reka adegan, karena hidup akan selalu maju, tak pernah menuju kebelakang. Pun aku, ketika akhirnya yang terbaik adalah menjalani hari demi hari dengan sepi, atau menata hidup tanpa peduli dengan yang lain, semoga kuncinya adalah tetap berbesar hati juga menjadi diri sendiri.

Kau tahu apa yang buruk dari sendirian? Terlalu rumit dijelaskan. Bahwa semestinya kesendirian itu menyenangkan, bahwa pun semestinya sendiri tak menghasilkan sepi. Apakah sedih semestinya pun tak layak menghampiri? Entah, akupun tak banyak mengorek lebih dalam tentang hal ini; akan menyakitkan.

Jangan anggap sendiri itu buruk. Ada yang menyenangkan, ada yang bisa menemukan sisi dirinya, ada yang benar-benar ia hargai. Ada yang sedang diajarkannya tentang berkelana, tentang rindu yang hebat, tentang perjuangan panjang untuk melewati rintangan. Ada selalu banyak hal, jangan mengutuk dan mengolok. Sebagian kita tahu bahwa orang lain menikmati dunianya masing-masing; meski dengan kesendirian.

No comments:

Post a Comment

Terlalu lama

Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...