Jangankan untuk mencintai orang lain, hatikupun sendiri terlalu sulit untuk mencintai diri sendiri.---
Terlalu banyak belajar, darimana saja. Cinta tak selalu melulu dilingkup suka, kemudian bersama. Selalu yakin, cinta dapat tumbuh dengan bahagia, meski tak memiliki. Bahkan, cinta dapat tumbuh, ketika mempercayakan diri sendiri bahwa kita adalah sebenar-benarnya cintanya Tuhan, pun manusia sekitaran.
Aku yakin, menjadi diri sendiri bukan tentang siap dalam segala keadaan, atau juga tak punya sifat malu. Menjadi diri sendiri tumbuh ketika berani menunjukkan, pada dasarnya pribadi yang orang kenal adalah "kita." Aku juga percaya, bahwa sebuah rasa malu atau tak percaya tentang kelebihan kita bukanlah kelemahannya. Pun aku percaya, orang-orang yang beropini seperti itu sungguhnya sedang mencari-cari kelemahan, termasuk saya.
Jangankan untuk memahami orang lain, bahkan terlanjur sulit untuk memahami diri sendiri. Kenapa? Karena pada dasarnya ada sikap yang terelakkan, menyulitkan perasaan, namun tak bisa disingkar dan dibiaskan dengan apapun. Sebagian orang membuat kalap, menilai pribadi kita semena-mena, entah dari bagian luar atau sisi dalam yang dipandang lemah. Pun, sepertinya, mendengar orang-orang bercakap buruk tentang kita membuat diri semakin tak nyaman. Akulah pribadi terburuk yang pernah Tuhan ciptakan, hingga akhirnya kita terlanjur mengutuk-ngutuk keadaan.
Jangankan untuk membagi perasaan dengan orang lain, untuk bersimpati pada ego sendiri saja sangat sulit. Membiarkan perasaan berpadu dengan keinginan, menutup pendengaran dari penilaian orang-orang pun tak selalu mudah. Maka dari itu, jadilah diri sendiri, untuk yakin, bahwa ada sesuatu terbaik yang terdapat dalam diri kita. Bahwa yakin, kelemahan pun pada dasarnya kalah dengan pemikiran dan etika dalam solusi setiap permasalahan.
Maka dari itu, jangan mundur jauh-jauh untuk mencintai orang lain, dunia begitu luas, sedang kita masih saja berjalan memutari pribadi sendirian. Ada orang-orang baik yang Tuhan ciptakan, akan membuat tersadar, bahwa mencintai itu indah.
Hal apa yang berhubungan dengan itu? Bahwa untuk memahami orang lain, perlunya untuk memahami diri sendiri. Jangan beralibi untuk tetap menganggap pribadi fana, orang-orang yang terpandang lemah pun akan terlihat berharga.
Urusan perasaan berhubungan dengan cinta. Makanya; Cintai dulu Tuhan-Nya, cintai dulu pribadi kita, kemudian cintai makhluk-Nya. Maka benar, cinta yang benar akan datang pada saatnya. Pada mereka yang mampu menerima setiap kelemahan, pada mereka yang mampu menerima kekurangan. Pada orang-orang yang benar-benar mencintai orang lain, karena banyak belajar untuk melihat sisi dirinya.
Jangankan untuk mencintaimu, kini, aku akan banyak belajar untuk mencintai diri sendiri. Agar selalu pantas, mendapatkan seseorang yang sudah lebih dulu mencintai dirinya.
Abadi dalam hati, lambat laun, akan ada kesadaran dalam urusan perasaan tentang penilaian perasaan. Temukan seseorang yang dengannya, dirimu abadi dalam hatinya, termasuk segala kekuranganmu yang ditepisnya,karena ia sudah belajar untuk mencintai dirinya, karena kamu juga sudah banyak belajar; untuk mencintai diri sendiri.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Terlalu lama
Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...
-
Hai, kali ini berhenti buat prosa-prosa dulu ya. Aku mau berbagi ke kalian kalau sekarang aku juga nulis diwattpad:) Emang baru sih, aku la...
-
Halo teman-teman! Mungkin banyak dari kalian yang bertanya-tanya tentang jurusan dari universitas ini nih. Berhubung aku mahasiswa angk...
-
Kali ini emang out of topic banget sama yang biasanya aku bikin. Bukan tentang rangkaian kata, kali ini rangkaian cerita perjalanan ya...
No comments:
Post a Comment