Saturday, November 29, 2014

Pemilik segalanya.

Padamu,yang menjadi primadona segala pemilik perasaan.
Padamu,yang selalu memiliki kesempatan menggapai para pemilik rasa cinta.
Padamu, yang selalu bisa menyangkutpautkan perasaan dengan orang yang selalu kamu sebut disetiap hamparan rasa yang berderet kokoh.
Padamu, yang selalu memiliki pujangga terindah tanpa perlu mengelilingi dunia demi menemukannya.
Padamu, yang terlihat jelas mudah menggapai perasaan tanpa perlu sepengetahuannya.
Padamu, yang berada dihamparan luasnya semak-semak hijau nan bunga-bunga yang merekah.
Padamu, yang manakala hati terisak, sungguh manis, masih ada yang memahami tanpa harus berderai dengan deras.
Padamu, yang selalu menjadi pembicaraan setiap bibir dengan segala nuansa istimewa yang kamu miliki.
Padamu, yang tanpa berharap sang penyejuk gundah dihatimu, akan ber-elok dengan lancar didepan jembatan hatimu.
Padamu, yang diyakinkan setiap penggemar bahwa sosokmu jauh dari pemikiran yang sesat.

Thursday, November 20, 2014

Seharusnya..

Masih disini. masih tentang hati yang tetap bertahan berada diantara keguncangan dan kebingungan. masih disini. masih tentang perasaan yang mulai lumpuh, yang menipu, perasaan yang membuat terpaku walau sekejap. perasaan yang muncul, dan hanya ketegaan yang tercapai. perasaan yang muncul, namun hanya respon negatif dan pergi. lalu mendekat lagi. terlihat bodoh.

Rasanya baru kemarin semuanya hadir. membuat sepotong hati kini kian menawan. lebih indah dari sebuah puisi lautan yang dibacakan setiap malam. lebih indah dari bunyi nada-nada klasik gitar yang selalu terdengar. rasanya baru kemarin. ada hal yang membuat tau, bahwa semuanya hanya sebatas kesempatan. hanya senda gurau dengan menahan tawa yang membunuh nadi ini setiap detiknya. hanya sebatas keterbukaan yang diam-diam menyudutkan sebuah hati dengan rasa cemooh yang tak karuan. tega sekali. menipu dalam diam. dikira seseorang tak mengerti? bukan itu caranya mendorong kita. jika dalam diam bisa, mengapa kau tak ada dalam kesibukan dan keseharian kita? mengapa kamu hanya berpura-pura jika akhirnya kau tunjukkan semuanya dengan perbuatan? ingin memojokkan ku dan pergi lagi? bukan. bukan seperti itu. jikalau dunia tau, apakah dunia masih mengizinkanmu menempatinya? kau hadir lalu membuangnya. begitu saja. seperti sampah. padahal kau tak tau arti sampah.

Monday, November 3, 2014

seuntai perasaan

Disini.. aku seperti tau akan hal yang harus kuhadapi. meratapi jemari sambil menunduk kaku. ada hal yang membuatku kikuk. ada sesuatu yang membuatku rapuh seketika. seperti tau kejadian yang akan terjadi dikemudian hari. tanpa perlu menebak, aku tau. semuanya seakan sudah tersimpan dimemori. semuanya akan kembali. aku percaya itu. tak perlu berjanji. tak perlu meyakinkan diri. semuanya akan berjalan. berjalan indah disisa kehidupanku yang beku. yang gersang akibat sesuatu. dikehidupanku yang akan bertemu dengan rasa itu.. dan disini.. aku tau. tanpa perlu aku cari tau. kau tak perlu. kau tak perlu memintaku untuk mengerti. sama saja. sama saja kau ingin menyakiti. waktuku tak banyak lagi.. perbuatanmu seakan menyisakan saksi batin yang menyakitkan. perbuatanmu seakan ingin berpaling dari sesuatu yang indah. perbuatanmu,tingkah lakumu,semuanya.. menjadi satu. menjadi bagian dalam kehidupanku yang selalu kau permainkan.

Ini hidupku.. ini permainanku.. ini sebuah tokoh yang diperankan oleh aku.. ini adalah orang yang mengerti arti hidupku.. ini aku. hanya aku yang selalu luput dalam kesedihan. aku yang selalu risih saat kau ganggu. aku yang selalu membenci perbuatanmu yang menganggap aku tak ada. ini aku.. ada kalanya kau harus tau. tak semua orang berhak kau padu dengan segala keinginanmu. tak perlu kau sembunyikan sebuah rahasia. karena aku sebenarnya tau. aku tau mengapa kau selalu menuaikan luka dihati ini.. dan seharusnya kau tau, karena aku hanya bisa diam dan membisu.

Saturday, November 1, 2014

seseorang?

selamat datang para perintis harapanku yang pupus.
terima kasih karena sudah hadir dalam bayangan yang menghantui.
terimakasih sudah mau membuka lembaran hidupku yang runtuh akibat kehadiran orang baru.
terimakasih karena semua tingkah egomu yang membawaku hanyut tanpa gemingan suara pun.
Terimakasih kepada semua para penghanyut nadi ini.hanyutan yang menyayat,hanyutan yang merekah menjadi kebencian.menggenang menjadi satu.busuk sekali.
Selamat melukis orang baru. selamat menuai kisah yang tak seburuk ini.

Ada kalanya sesuatu terjadi. tanpa tau,tanpa keinginanku tau,semuanya akan terlewati. entah itu cabikan,entah itu ungkapan,entah itu perbuatan yang ingin menyingkirkanmu perlahan. perlahan namun pasti. perlahan namun menyakitkan. perlahan dan akan mengecewakan. segalanya akan menjadi kebencian. Entah itu kebencian palsu ataukah kenyataan. entah itu keinginan atau pemaksaan. Rasa benci itu... rasa benci itu muncul seketika. Rasa itu perlahan mulai kelam. mematung, memojok, dan bahkan menyendiri. Rasa benci itu.. seakan tak pernah salah. rasa benci itu justru menjadi bukti. bukti segalanya..


Terlalu lama

Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...