Ada hal yang ganjil dalam hidup ini. Ada hal yang berbeda.
Sangat berbeda. Ada yang tidak mengerti. Dan ada yang tidak mau mengerti. Ada
juga yang bisa memahami, tapi tak mau mengerti. Bahkan ada yang mengerti tapi
tak mau memahami. Semuanya sama saja, meski jenisnya beda-beda. Iya, sama-sama
tidak pernah mau tau.
Meski kini ada cerita seseorang terperosok jauh dalam jurang. Mereka justru
hanya berdebat siapa yang akan menolongnya, bukan? Siapa yang mau berani coba,
menyelamatkannya dan turun kedalam jurang? Justru itu hanya mengancam nyawanya.
Nah, padahal beribu-ribu manusia melihatnya. Jadi untuk apa mereka datang?
Hanya ingin melihat seseorang yang naas jatuh sedalam beribu-ribu meter. Tidak
ada guna. Dan mengapa jika mereka hanya ingin melihat orang itu terperosok,
tidak mereka sendiri yang membuatnya? Ini begitu lucu sekali. Semuanya tidak
ada yang bermanfaat. Itulah, pantaskah mereka disebut semuanya seperti hal-hal
yang disebutkan tadi? Tidak mengerti, tidak mau mengerti, bisa memahami tapi
tak mau mengerti, dan bisa mengerti tapi tak mau memahami. Selesai begitu saja
ceritanya. Tokoh utamanya sudah selesai.
Aku tak henti-hentinya berharap dan merelakan. Terus saja.
Sampai hal ganjil aku temui. Sampai hal menyakitkan harus kuhadapi. Untuk apa
aku berharap? Dan akhirnya hal-hal yang tidak lurus dengan isi hatiku selalu
aku dapatkan. Untuk apa aku berharap? Jika akhirnya harus merelakan. Cukup
mudah untuk tau. Bahwa berharap saja, mana mungkin aku bisa. Akhirnya? Aku akan
merelakan.
Keinginan aku sangat besar untuk kau tau. Aku tak meminta mu
selalu berada disini. Aku hanya memintamu untuk sebentar saja singgah disini.
Untuk apa? Agar kau sedikit saja mengenal sosok hati ku yang selalu berharap
ini. Agar kau mampu membacanya meski kau tak pahami. Sama saja dengan cerita
diatas bukan? Kau tidak mengerti isi hatiku. Dan tak pernah mau mengerti isi
hatiku. Cukup.
Lain hal-nya dengan mereka. Mereka yang apa adanya saja, sudah dianggap. Bagaimana kita? Wajarkah seseorang yang menungggu,terus berharap. Enteng saja tidak dipedulikan. Sedangkan orang yg berkali-kali mengecewakannya justru terus menjadi incarannya. Wajarkah? Orang sesombong itu,orang yg paling kau pentingkan? Bagaimana dengan aku? Aku yang terus berada disini menunggu sesesok orang datang. Bagaimana dengan aku? Aku yang selalu ada dan selalu berharap. Lagi-lagi memang, semudah itu seseorang terabaikan. Iya. Semudah itu. Kau anggap apa aku? Kau tidak mau mengerti. Kau tidak mau memahami! Aku! Sama saja dengan yang diatas.
Berbicara tentang hati? Iya. Hati aku benar-benar rapuh.
Kalah saing dengan semua kisah-kisah menarik dongeng atau fiksi tentang
perasaan. Mereka kalah saing! Hanya hati aku yang paling benar-benar rapuh.
Mereka tidak pernah tau apa-apa! Karena apa? Ini hatiku. Dan ini skenario
hidupku.
Bercerita tentang hati. Kau mau tau hal yang paling menarik
dari hati? Alkisah seseorang yang mengatakan hidupnya benar-benar tidak
berarti. Memang ia berpikir ingin mengakhiri hidupnya. Telah berdiri di atas
gedung setinggi 40 lantai. Namun ada sesuatu yang menghambat dipikirannya.
Orang-orang justru sibuk teriak-teriak mencegahnya. Kembali keawal. Mereka ada
disana pun tidak bisa menolongnya bukan? Haha
tapi tiba-tiba saja ia tak jadi melompat.
Karena apa? Ia menggunakan kata hatinya untuk terus bertahan. Ini kisah
menarik. Lain halnya dengan kisah yang lain. Ia hanya tidak bisa memahami,ia
hanya tidak bisa mengerti. Bukan tidak mau memahami ataupun mengerti. Simple
bukan?:) ini hati.
Hati menyimpan beribu-ribu perasaan. Perasaan yang terlalu
banyak sekali dipikirkan oleh manusia. Tentang
kekecewaan,kesedihan,kebahagiaan,atau yg lainnya. Pernahkah kau dengar orang
bilang hatinya sakit atau sakit hatinya? Haha,bukannya mengkritik. Justru itu
perasaan. Perasaan mereka tertumpuk dengan kesedihan. Perasaannya sakit. Bukan
hatinya yang sakit.kalau hatinya yang sakit, mungkin saja harus di cek kembali
di rumah sakit. Benar, kan?
Lihat kembali ke awal. Membahas tentang hal ganjil itu tidak
begitu mudah. Kehidupan seseorang pasti menemui hal-hal ganjil. Jujur saja. Hal
ganjil di dunia ini sangat banyak. Bukannya seperti angka 1,3,5 atau
seterusnya. Ini hal ganjil yang nyata. Bukan angka. Bukan hitungan. Hal ganjil
dalam kehidupan. Hal yang masih menggantung menjadi beban dalam pikiran dan
perasaan mereka. Hal yang masih sangat beban baginya.
Semua orang memiliki
beban? Tentu tidak. Mereka yang bisa terbiasa dengan keadaan mereka. Mereka
yang tidak kenal lelah melakukan apa saja. Hidup dalam kesederhanaan saja
mungkin tidak akan punya beban. Mungkin kita tau, kehidupan nya yang wow
mungkin tidak punya beban. Beban berat yang mereka temui? Tidak.. tapi beban
pikiran mungkin saja. Kenapa? Terlalu cenderung susah mengurus rumah tangganya.
Sedangkan yang biasa-biasa saja, bisa jadi punya beban juga. Terlalu lelah
memikirkan keadaan kondisi keluarganya yang belum makan misalnya. Mereka hanya
bisa mengeluh,mengeluh saja. Nah! Inilah contoh hal yang ganjil dalam hidup
ini. Orang tidak mengerti. Dan ada yang tidak mau mengerti. Ada juga yang bisa
memahami, tapi tak mau mengerti. Bahkan ada yang mengerti tapi tak mau
memahami. Kembali keawal. Kesempatan itu bukannya banyak?
Lain kisah dengan ganjilnya didalam pertemanan. Adanya kecemburuan.
Adanya kegembiraan. Kesedihan,ataupun kebahagiaan. Ada. Memang ada. Bukankah itu
wajar-wajar saja? Iya kan? Nah, saat perasaan kecewa misalnya mulai tercipta,
itu terasa sangat ganjil kan? Itu wajar. Tidak ada pertemanan yang terus
berjalan mulus. Tidak pernah ada. Saat pertikaian terjadi, semua berubah
menjadi ganjil. Pantaskah ini disebut Ada yang tidak mengerti Dan ada yang
tidak mau mengerti ? Ada juga yang bisa memahami, tapi tak mau mengerti ?
Bahkan ada yang mengerti tapi tak mau memahami? Iya. Semuanya sama saja, meski
jenisnya beda-beda. Iya, didalam pertentangan sama-sama tidak pernah mau tau.
Aku tidak ingin berlama-lama menceritakan cerita yang terus
berlarut-larut padahal sudah pada tau intinya. Sekarang, sadarkan saja diri
masing-masing. Kembali ke awal. Ada yang tidak mengerti. Dan ada yang tidak mau
mengerti.
Ada juga yang bisa memahami, tapi tak mau mengerti. Bahkan ada yang
mengerti tapi tak mau memahami. Semuanya sama saja, meski jenisnya beda-beda.
Iya, sama-sama tidak pernah mau tau.
Kamu pilih yang mana?
Selesai
Tya.
No comments:
Post a Comment