Tuesday, April 8, 2014

Hal ganjil yang sangat berbeda...



    Ada hal yang ganjil dalam hidup ini. Ada hal yang berbeda. Sangat berbeda. Ada yang tidak mengerti. Dan ada yang tidak mau mengerti. Ada juga yang bisa memahami, tapi tak mau mengerti. Bahkan ada yang mengerti tapi tak mau memahami. Semuanya sama saja, meski jenisnya beda-beda. Iya, sama-sama tidak pernah mau tau. 

    Meski kini ada cerita seseorang  terperosok jauh dalam jurang. Mereka justru hanya berdebat siapa yang akan menolongnya, bukan? Siapa yang mau berani coba, menyelamatkannya dan turun kedalam jurang? Justru itu hanya mengancam nyawanya. Nah, padahal beribu-ribu manusia melihatnya. Jadi untuk apa mereka datang? Hanya ingin melihat seseorang yang naas jatuh sedalam beribu-ribu meter. Tidak ada guna. Dan mengapa jika mereka hanya ingin melihat orang itu terperosok, tidak mereka sendiri yang membuatnya? Ini begitu lucu sekali. Semuanya tidak ada yang bermanfaat. Itulah, pantaskah mereka disebut semuanya seperti hal-hal yang disebutkan tadi? Tidak mengerti, tidak mau mengerti, bisa memahami tapi tak mau mengerti, dan bisa mengerti tapi tak mau memahami. Selesai begitu saja ceritanya. Tokoh utamanya sudah selesai.

     Aku tak henti-hentinya berharap dan merelakan. Terus saja. Sampai hal ganjil aku temui. Sampai hal menyakitkan harus kuhadapi. Untuk apa aku berharap? Dan akhirnya hal-hal yang tidak lurus dengan isi hatiku selalu aku dapatkan. Untuk apa aku berharap? Jika akhirnya harus merelakan. Cukup mudah untuk tau. Bahwa berharap saja, mana mungkin aku bisa. Akhirnya? Aku akan merelakan.

     Keinginan aku sangat besar untuk kau tau. Aku tak meminta mu selalu berada disini. Aku hanya memintamu untuk sebentar saja singgah disini. Untuk apa? Agar kau sedikit saja mengenal sosok hati ku yang selalu berharap ini. Agar kau mampu membacanya meski kau tak pahami. Sama saja dengan cerita diatas bukan? Kau tidak mengerti isi hatiku. Dan tak pernah mau mengerti isi hatiku. Cukup.

  
  Lain hal-nya dengan mereka. Mereka yang apa adanya saja, sudah dianggap. Bagaimana kita? Wajarkah seseorang yang menungggu,terus berharap. Enteng saja tidak dipedulikan. Sedangkan orang yg berkali-kali mengecewakannya justru terus menjadi incarannya. Wajarkah? Orang sesombong itu,orang yg paling kau pentingkan? Bagaimana dengan aku? Aku yang terus berada disini menunggu sesesok orang datang.  Bagaimana dengan aku? Aku yang selalu ada dan selalu berharap. Lagi-lagi memang, semudah itu seseorang terabaikan. Iya. Semudah itu. Kau anggap apa aku? Kau tidak mau mengerti. Kau tidak mau memahami! Aku! Sama saja dengan yang diatas.

     Berbicara tentang hati? Iya. Hati aku benar-benar rapuh. Kalah saing dengan semua kisah-kisah menarik dongeng atau fiksi tentang perasaan. Mereka kalah saing! Hanya hati aku yang paling benar-benar rapuh. Mereka tidak pernah tau apa-apa! Karena apa? Ini hatiku. Dan ini skenario hidupku.
Bercerita tentang hati. Kau mau tau hal yang paling menarik dari hati? Alkisah seseorang yang mengatakan hidupnya benar-benar tidak berarti. Memang ia berpikir ingin mengakhiri hidupnya. Telah berdiri di atas gedung setinggi 40 lantai. Namun ada sesuatu yang menghambat dipikirannya. Orang-orang justru sibuk teriak-teriak mencegahnya. Kembali keawal. Mereka ada disana pun tidak bisa menolongnya bukan? Haha
tapi tiba-tiba saja ia tak jadi melompat. Karena apa? Ia menggunakan kata hatinya untuk terus bertahan. Ini kisah menarik. Lain halnya dengan kisah yang lain. Ia hanya tidak bisa memahami,ia hanya tidak bisa mengerti. Bukan tidak mau memahami ataupun mengerti. Simple bukan?:) ini hati.

    Hati menyimpan beribu-ribu perasaan. Perasaan yang terlalu banyak sekali dipikirkan oleh manusia. Tentang kekecewaan,kesedihan,kebahagiaan,atau yg lainnya. Pernahkah kau dengar orang bilang hatinya sakit atau sakit hatinya? Haha,bukannya mengkritik. Justru itu perasaan. Perasaan mereka tertumpuk dengan kesedihan. Perasaannya sakit. Bukan hatinya yang sakit.kalau hatinya yang sakit, mungkin saja harus di cek kembali di rumah sakit. Benar, kan?
Lihat kembali ke awal. Membahas tentang hal ganjil itu tidak begitu mudah. Kehidupan seseorang pasti menemui hal-hal ganjil. Jujur saja. Hal ganjil di dunia ini sangat banyak. Bukannya seperti angka 1,3,5 atau seterusnya. Ini hal ganjil yang nyata. Bukan angka. Bukan hitungan. Hal ganjil dalam kehidupan. Hal yang masih menggantung menjadi beban dalam pikiran dan perasaan mereka. Hal yang masih sangat beban baginya.

    Semua orang memiliki beban? Tentu tidak. Mereka yang bisa terbiasa dengan keadaan mereka. Mereka yang tidak kenal lelah melakukan apa saja. Hidup dalam kesederhanaan saja mungkin tidak akan punya beban. Mungkin kita tau, kehidupan nya yang wow mungkin tidak punya beban. Beban berat yang mereka temui? Tidak.. tapi beban pikiran mungkin saja. Kenapa? Terlalu cenderung susah mengurus rumah tangganya. Sedangkan yang biasa-biasa saja, bisa jadi punya beban juga. Terlalu lelah memikirkan keadaan kondisi keluarganya yang belum makan misalnya. Mereka hanya bisa mengeluh,mengeluh saja. Nah! Inilah contoh hal yang ganjil dalam hidup ini. Orang tidak mengerti. Dan ada yang tidak mau mengerti. Ada juga yang bisa memahami, tapi tak mau mengerti. Bahkan ada yang mengerti tapi tak mau memahami. Kembali keawal. Kesempatan itu bukannya banyak?

    Lain kisah dengan ganjilnya didalam pertemanan. Adanya kecemburuan. Adanya kegembiraan. Kesedihan,ataupun kebahagiaan. Ada. Memang ada. Bukankah itu wajar-wajar saja? Iya kan? Nah, saat perasaan kecewa misalnya mulai tercipta, itu terasa sangat ganjil kan? Itu wajar. Tidak ada pertemanan yang terus berjalan mulus. Tidak pernah ada. Saat pertikaian terjadi, semua berubah menjadi ganjil. Pantaskah ini disebut Ada yang tidak mengerti Dan ada yang tidak mau mengerti ? Ada juga yang bisa memahami, tapi tak mau mengerti ? Bahkan ada yang mengerti tapi tak mau memahami? Iya. Semuanya sama saja, meski jenisnya beda-beda. Iya, didalam pertentangan sama-sama tidak pernah mau tau. 

    Aku tidak ingin berlama-lama menceritakan cerita yang terus berlarut-larut padahal sudah pada tau intinya. Sekarang, sadarkan saja diri masing-masing. Kembali ke awal. Ada yang tidak mengerti. Dan ada yang tidak mau mengerti.     

    Ada juga yang bisa memahami, tapi tak mau mengerti. Bahkan ada yang mengerti tapi tak mau memahami. Semuanya sama saja, meski jenisnya beda-beda. Iya, sama-sama tidak pernah mau tau.
Kamu pilih yang mana?
Selesai
                                                                                                          Tya.

No comments:

Post a Comment

Terlalu lama

Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...