Aku sungguh. Aku hanya ingin kebebasan dalam waktu ini.
Waktu yang entah sampai kapan akan pergi. Waktu yang entah kapan akan menjauh
sekali. Dalam gelap aku tak Nampak. Dalam keterangan aku melihat. Tapi, dalam
takdir saat ini, apa yang aku liat? Sungguh, bukan aku yang ada disana.
Mimpi jauh sekali. Mimpi yang tak berarti. Mimpi dan angan
yang akan menuai luka. Merusak kebahagiaan, merusak segala yang aku hadapi.
Semua mimpi menjatuhkanku. Bahkan aku tak dapat berbuat apa-apa. Mereka
mengganggu, merusak segala aktivitas yang ku lakukan ini. Aku benci sekali
dengan namanya mimpi! Sungguh benci sekali. Entah sampai kapan aku dapat
tersenyum atas segalanya. Angan-angan hanya menjadi kenangan. Entahlah, aku
butuh kebebasan.
Merujuk lah dengan mimpi. Tapi nyatanya apa? Aku benar-benar
tak bisa. Bagaimana bisa, saat kau benar-benar dijatuhkan sedalam-dalamnya
dunia gelap gulita. Tak ada sedikit penerangan disana. Gelap tapi pasti. Kau
terjebak dalam mimpi. Mimpi yang tak kunjung kau peroleh, sedangkan mereka bisa
saja menertawakanmu dengan segala mimpinya yang canggih. Ya,mimpinya yang sudah
pasti ada. Entahlah. Aku terluka,melukai namun mematikan. Aku mulai BENCI
bermimpi!
Saat aku menyerah. Sudah benar, takada harapannya lagi. Saat
aku belum menyerah saja, sudah jauh sekali semua terkubur. Saat aku sudah
berusia seperti ini, masih berhak kah semua mimpi ini tak terwujud? Tak perlu
aku menyebutkan semua. Hanya ingin hidup yang lebih baik!lebih baik!dan lebih
baik! Hanya butuh kebebasan saja. Tidak berlebihan, hanya ingin dapat menikmati
hidup seperti mereka.
Mimpi membawaku masuk dalam jebakan konyol yang masih
setengah nyata. Karena bukti-bukti semua ini sudah ada. Sudah diperkuat dengan
segala macam cara. Cara mereka memperoleh cara untuk menjatuhkanku. Caraku yang
memperoleh cara untuk mendirikannya. Inikah yang disebut Bermimpi? Menyakitkan seperti
ini? Dimana letak yang diesbut masa indah saat bermimpi? Haruskah ku terjatuh
dan benar-benar terjatuh?
No comments:
Post a Comment