Aku boleh bercerita satu kisah ?
Saat penantian berubah menjadi hal yang tidak wajar. Kau tau
penyebabnya? Seseorang yang tak kunjung terlihat dari sisi mana saja. Bahkan
dia tidak bersembunyi, melainkan pergi.
Saat penantian ini terus terjadi. Aku tidak mengetahui satu
hal. Bahkan dia ternyata benar-benar pergi. Dan aku tak pernah tau. Niat ini..
melukai atau mempermaini..
Saat semua penantian ini begitu sia-sia, apa yg harusnya aku
lakukan? Mulai menangis.. aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Bahkan aku
tak tau seperti apa sekarang. Ini begitu tidak mudah. Ini bukan hal yang sering
tampak.
Bayangkan sama pembaca, jika ada seseorang gadis yang
menunggu dipinggiran jalanan dan rintik hujan mulai turun. Menjadi deras dan
semakin deras. Sedangkan hal yang ditungguinya tak kunjung datang. Seseorang
itu? Tak ada. Bahkan ia sampai kehujanan. Terus berdiri dipinggiran jalanan itu
sambil terus berdoa. Apakah kalian tega melihatnya? Hanya diam? Iya. Memang iya
jawabannya. Kalian tak mengenal sosoknya.
Aku pernah menunggu seseorang. Seperti halnya yang aku
ceritakan tadi. Tapi ini berbeda. Aku menunggunya di dalam mimpi. Mimpi yang
paling indah. Mimpi yang hanya satu orang yang merasakannya. Hanya aku. Mimpi
yg terdapat dua tokoh didalamnya. Yaitu? Aku dan kamu.
Tapi apa? Itu tidaklah nyata. Memang tidak. Begitulah.
Makanya, ajari aku cara membuat itu semua menjadi nyata. Ajari aku. Agar aku
lupa dengan goresan pahit dimasa lalu. Agar aku tak kunjung meminta lagi
melupakan kenangan masa lalu. Karena? Dengan sendirinya pasti aku akan lupa.
Dalam nyata aku bertanya. Seandainya mimpi ini benar benar ada. Dan aku sangat bahagia. Aku akan menitikkan air mata tanda bahwa aku terharu dengan kebahagiaan ini.
Dalam terang aku berharap. Seandainya semua yang ada dimimpi
itu adalah jalan menuju kebahagiaan kelak. Akan aku terangi sebisa yang aku
lakukan. Agar itu semua tak pernah pudar begitu saja.
Dalam sunyi aku berharap. Seandainya tuhan memberi jalan
yang baik buat semuanya. Akan aku lumpuhkan perasaan benci ini. Akan aku kosongi
ruangan buruk dihati ini. Aku ingin sepi. Sunyi. Tak ada lagi kebencian.
Dan, dalam Hujan aku berharap. Andaikata mimpi seperti
rintik air. Dan aku menjadi air tersebut. Apa yang aku lakukan? Aku akan
menjatuhkannya kepada pilihan didalam mimpiku. Yaitu kamu.
Tapi. Kalau hujan memiliki perbedaan yang jauh. Apa yang
harus kamu pilih?
hujan tidak mengenal waktu kapan datangnya dan kapan
berhentinya. Manusia mengenal kapan
datangnya rasa sayang itu sendiri
dan kapan harus berhenti menyayanginya. Hujan tidak memandang akan jatuh kemana
rintikkannya itu. Tapi manusia? Hanya memilih,memilih,dan memilih. Hujan kadang
lama. Hujan bisa menimbulkan efek negative. Manusia? Pilihan manusia kadang
hanya sebentar atau bersifat sementara dan bisa saja dampak negative itu jauh
lebih banyak.
Aku belajar dari hujan. Bersenandung riang bersamanya. Kalau
belum masanya lupakan saja. Saat ini aku bahagia. Aku belajar dari satu hal.
Jangan mengejar seseorang yang berniat memang tidak untuk abadiJ aku hapus mimpi
tersebut. Dan aku sekarang sangat bersyukur. Mendapat pelajaran dari sebuah
pelajaran. end
No comments:
Post a Comment