Tuesday, April 8, 2014

Memilih menjauh diantara tetesan Hujan..


Aku boleh bercerita satu kisah ?

    Saat penantian berubah menjadi hal yang tidak wajar. Kau tau penyebabnya? Seseorang yang tak kunjung terlihat dari sisi mana saja. Bahkan dia tidak bersembunyi, melainkan pergi.

Saat penantian ini terus terjadi. Aku tidak mengetahui satu hal. Bahkan dia ternyata benar-benar pergi. Dan aku tak pernah tau. Niat ini.. melukai atau mempermaini..

     Saat semua penantian ini begitu sia-sia, apa yg harusnya aku lakukan? Mulai menangis.. aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Bahkan aku tak tau seperti apa sekarang. Ini begitu tidak mudah. Ini bukan hal yang sering tampak.

     Bayangkan sama pembaca, jika ada seseorang gadis yang menunggu dipinggiran jalanan dan rintik hujan mulai turun. Menjadi deras dan semakin deras. Sedangkan hal yang ditungguinya tak kunjung datang. Seseorang itu? Tak ada. Bahkan ia sampai kehujanan. Terus berdiri dipinggiran jalanan itu sambil terus berdoa. Apakah kalian tega melihatnya? Hanya diam? Iya. Memang iya jawabannya. Kalian tak mengenal sosoknya.

     Aku pernah menunggu seseorang. Seperti halnya yang aku ceritakan tadi. Tapi ini berbeda. Aku menunggunya di dalam mimpi. Mimpi yang paling indah. Mimpi yang hanya satu orang yang merasakannya. Hanya aku. Mimpi yg terdapat dua tokoh didalamnya. Yaitu? Aku dan kamu.

Tapi apa? Itu tidaklah nyata. Memang tidak. Begitulah. Makanya, ajari aku cara membuat itu semua menjadi nyata. Ajari aku. Agar aku lupa dengan goresan pahit dimasa lalu. Agar aku tak kunjung meminta lagi melupakan kenangan masa lalu. Karena? Dengan sendirinya pasti aku akan lupa.

  
  Dalam nyata aku bertanya. Seandainya mimpi ini benar benar ada. Dan aku sangat bahagia. Aku akan menitikkan air mata tanda bahwa aku terharu dengan kebahagiaan ini.

Dalam terang aku berharap. Seandainya semua yang ada dimimpi itu adalah jalan menuju kebahagiaan kelak. Akan aku terangi sebisa yang aku lakukan. Agar itu semua tak pernah pudar begitu saja.

Dalam sunyi aku berharap. Seandainya tuhan memberi jalan yang baik buat semuanya. Akan aku lumpuhkan perasaan benci ini. Akan aku kosongi ruangan buruk dihati ini. Aku ingin sepi. Sunyi. Tak ada lagi kebencian.

    Dan, dalam Hujan aku berharap. Andaikata mimpi seperti rintik air. Dan aku menjadi air tersebut. Apa yang aku lakukan? Aku akan menjatuhkannya kepada pilihan didalam mimpiku. Yaitu kamu.

Tapi. Kalau hujan memiliki perbedaan yang jauh. Apa yang harus kamu pilih?

hujan tidak mengenal waktu kapan datangnya dan kapan berhentinya. Manusia mengenal kapan  datangnya  rasa sayang itu sendiri dan kapan harus berhenti menyayanginya. Hujan tidak memandang akan jatuh kemana rintikkannya itu. Tapi manusia? Hanya memilih,memilih,dan memilih. Hujan kadang lama. Hujan bisa menimbulkan efek negative. Manusia? Pilihan manusia kadang hanya sebentar atau bersifat sementara dan bisa saja dampak negative itu jauh lebih banyak.

   Aku belajar dari hujan. Bersenandung riang bersamanya. Kalau belum masanya lupakan saja. Saat ini aku bahagia. Aku belajar dari satu hal. Jangan mengejar seseorang yang berniat memang tidak untuk abadiJ aku hapus mimpi tersebut. Dan aku sekarang sangat bersyukur. Mendapat pelajaran dari sebuah pelajaran. end

No comments:

Post a Comment

Terlalu lama

Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...