Thursday, April 17, 2014

Apa Ini Salah?

Senja telah bertukar menjadi malam. malam sunyi yang indah. bintang-bintang menambah keceriaan. sungguh bahagia. bahagia sekali. tapi, ada apa denganku? apa yang terjadi? mengapa aku takbisa sedikit saja mengubah wajah kusam itu? nyatanya aku masih sama seperti sebelumnya. kaku dan terdiam. tak ada perubahan sama sekali.

Benci. benci sekali dengan kenyataan. saat aku harus menerima garis yang tak kusuka. saat aku harus tetap bersahabat dengan semua ini. mengapa aku takbisa sedetik saja merasakannya? saat mereka mulai mengabaikanku dalam hidup. bertanya hal-hal yang paling jenuh ku rasa. apa maksud mereka? apa yang kulakukan? mengelak dan pergi?


Hai semua yang kutemui. apa kabar hal yang membuatku jatuh? apakah kau sang pemburuk cuaca dikeseharianku baik-baik saja? apakah mereka masih mendukungmu dan tak peduli ada aku disini?:)


Hai hal bohong yang mengusik kehidupanku. semoga engkau sang pengendali rasa benci ini baik-baik saja. aku harap saja begitu. agar aku tak cepat-cepat lari dan pergi. bukankah begitu tujuannya?:'))


Friday, April 11, 2014

Mimpi?

Aku sungguh. Aku hanya ingin kebebasan dalam waktu ini. Waktu yang entah sampai kapan akan pergi. Waktu yang entah kapan akan menjauh sekali. Dalam gelap aku tak Nampak. Dalam keterangan aku melihat. Tapi, dalam takdir saat ini, apa yang aku liat? Sungguh, bukan aku yang ada disana. 


Mimpi jauh sekali. Mimpi yang tak berarti. Mimpi dan angan yang akan menuai luka. Merusak kebahagiaan, merusak segala yang aku hadapi. Semua mimpi menjatuhkanku. Bahkan aku tak dapat berbuat apa-apa. Mereka mengganggu, merusak segala aktivitas yang ku lakukan ini. Aku benci sekali dengan namanya mimpi! Sungguh benci sekali. Entah sampai kapan aku dapat tersenyum atas segalanya. Angan-angan hanya menjadi kenangan. Entahlah, aku butuh kebebasan.


Merujuk lah dengan mimpi. Tapi nyatanya apa? Aku benar-benar tak bisa. Bagaimana bisa, saat kau benar-benar dijatuhkan sedalam-dalamnya dunia gelap gulita. Tak ada sedikit penerangan disana. Gelap tapi pasti. Kau terjebak dalam mimpi. Mimpi yang tak kunjung kau peroleh, sedangkan mereka bisa saja menertawakanmu dengan segala mimpinya yang canggih. Ya,mimpinya yang sudah pasti ada. Entahlah. Aku terluka,melukai namun mematikan. Aku mulai BENCI bermimpi!


Saat aku menyerah. Sudah benar, takada harapannya lagi. Saat aku belum menyerah saja, sudah jauh sekali semua terkubur. Saat aku sudah berusia seperti ini, masih berhak kah semua mimpi ini tak terwujud? Tak perlu aku menyebutkan semua. Hanya ingin hidup yang lebih baik!lebih baik!dan lebih baik! Hanya butuh kebebasan saja. Tidak berlebihan, hanya ingin dapat menikmati hidup seperti mereka.


Mimpi membawaku masuk dalam jebakan konyol yang masih setengah nyata. Karena bukti-bukti semua ini sudah ada. Sudah diperkuat dengan segala macam cara. Cara mereka memperoleh cara untuk menjatuhkanku. Caraku yang memperoleh cara untuk mendirikannya. Inikah yang disebut Bermimpi? Menyakitkan seperti ini? Dimana letak yang diesbut masa indah saat bermimpi? Haruskah ku terjatuh dan benar-benar terjatuh?


Wednesday, April 9, 2014

Air?mata..



Ada saatnya air mata terus mengalir disini. Terus membahasi lemperan hati yang telah berkeping. Tidak menyisakan apa-apa. Hanya luka dalam di pertengahan hati. Terus tergenang di sebuah genangan. Menyisakan sebait luka tajam. Menyayat tanpa pernah mengerti. Harus sampai kapan aku pahami? Tidak ada yang bisa menerkanya. Tidak ada yang bisa tau perasaannya. Hanya terlihat senyum kaku di wajah itu.. aku sudah kenyang. Lelah meminum air yang tumpah begitu saja. Terasa sakit. Bercucuran membabi buta. Oke, aku diam. Tiba-tiba, buliran itu menjadi deras. Seketika terpikir olehku deru rasa yang tersakiti. Itu aku, dan lagilagi aku terbangun dari sebuah mimpi buruk. Nyatanya tidak ada yang tau. Lelah sekali menitikkannya. Tanpa dirasa ia telah ada. Tanpa diterka ia tau, bahwa ia diperlukan. Dan aku berfikir, ini kah namanya hidup? Bertemu dengan buliran di pelupuk mata. Ini yang namanya kesejukan? Bertemu dengan segores luka tajam berupa duri perkataan. Mata ini benar padam. Sama dengan hatinya yang kelam. Dan pada saat itu.. purnama yang menjadi saksi.

Tuesday, April 8, 2014

Hal ganjil yang sangat berbeda...



    Ada hal yang ganjil dalam hidup ini. Ada hal yang berbeda. Sangat berbeda. Ada yang tidak mengerti. Dan ada yang tidak mau mengerti. Ada juga yang bisa memahami, tapi tak mau mengerti. Bahkan ada yang mengerti tapi tak mau memahami. Semuanya sama saja, meski jenisnya beda-beda. Iya, sama-sama tidak pernah mau tau. 

    Meski kini ada cerita seseorang  terperosok jauh dalam jurang. Mereka justru hanya berdebat siapa yang akan menolongnya, bukan? Siapa yang mau berani coba, menyelamatkannya dan turun kedalam jurang? Justru itu hanya mengancam nyawanya. Nah, padahal beribu-ribu manusia melihatnya. Jadi untuk apa mereka datang? Hanya ingin melihat seseorang yang naas jatuh sedalam beribu-ribu meter. Tidak ada guna. Dan mengapa jika mereka hanya ingin melihat orang itu terperosok, tidak mereka sendiri yang membuatnya? Ini begitu lucu sekali. Semuanya tidak ada yang bermanfaat. Itulah, pantaskah mereka disebut semuanya seperti hal-hal yang disebutkan tadi? Tidak mengerti, tidak mau mengerti, bisa memahami tapi tak mau mengerti, dan bisa mengerti tapi tak mau memahami. Selesai begitu saja ceritanya. Tokoh utamanya sudah selesai.

     Aku tak henti-hentinya berharap dan merelakan. Terus saja. Sampai hal ganjil aku temui. Sampai hal menyakitkan harus kuhadapi. Untuk apa aku berharap? Dan akhirnya hal-hal yang tidak lurus dengan isi hatiku selalu aku dapatkan. Untuk apa aku berharap? Jika akhirnya harus merelakan. Cukup mudah untuk tau. Bahwa berharap saja, mana mungkin aku bisa. Akhirnya? Aku akan merelakan.

     Keinginan aku sangat besar untuk kau tau. Aku tak meminta mu selalu berada disini. Aku hanya memintamu untuk sebentar saja singgah disini. Untuk apa? Agar kau sedikit saja mengenal sosok hati ku yang selalu berharap ini. Agar kau mampu membacanya meski kau tak pahami. Sama saja dengan cerita diatas bukan? Kau tidak mengerti isi hatiku. Dan tak pernah mau mengerti isi hatiku. Cukup.

  

Memilih menjauh diantara tetesan Hujan..


Aku boleh bercerita satu kisah ?

    Saat penantian berubah menjadi hal yang tidak wajar. Kau tau penyebabnya? Seseorang yang tak kunjung terlihat dari sisi mana saja. Bahkan dia tidak bersembunyi, melainkan pergi.

Saat penantian ini terus terjadi. Aku tidak mengetahui satu hal. Bahkan dia ternyata benar-benar pergi. Dan aku tak pernah tau. Niat ini.. melukai atau mempermaini..

     Saat semua penantian ini begitu sia-sia, apa yg harusnya aku lakukan? Mulai menangis.. aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Bahkan aku tak tau seperti apa sekarang. Ini begitu tidak mudah. Ini bukan hal yang sering tampak.

     Bayangkan sama pembaca, jika ada seseorang gadis yang menunggu dipinggiran jalanan dan rintik hujan mulai turun. Menjadi deras dan semakin deras. Sedangkan hal yang ditungguinya tak kunjung datang. Seseorang itu? Tak ada. Bahkan ia sampai kehujanan. Terus berdiri dipinggiran jalanan itu sambil terus berdoa. Apakah kalian tega melihatnya? Hanya diam? Iya. Memang iya jawabannya. Kalian tak mengenal sosoknya.

     Aku pernah menunggu seseorang. Seperti halnya yang aku ceritakan tadi. Tapi ini berbeda. Aku menunggunya di dalam mimpi. Mimpi yang paling indah. Mimpi yang hanya satu orang yang merasakannya. Hanya aku. Mimpi yg terdapat dua tokoh didalamnya. Yaitu? Aku dan kamu.

Tapi apa? Itu tidaklah nyata. Memang tidak. Begitulah. Makanya, ajari aku cara membuat itu semua menjadi nyata. Ajari aku. Agar aku lupa dengan goresan pahit dimasa lalu. Agar aku tak kunjung meminta lagi melupakan kenangan masa lalu. Karena? Dengan sendirinya pasti aku akan lupa.

  

Terlalu lama

Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...