Ketika tidur malamku yang sepenuhnya tak panjang karena terlalu memikirkan sesuatu hal yang mengambil jatah tidurku setiap harinya, aku berusaha untuk meraih kebahagiaan ketika fajar tiba. Bahkan berharap setiap harinya selalu sama, mencipta asa baru dan keadaan yang berubah tanpa perlu dituntut pura-pura menerima.
Ketika malam selalu menjadi puncak tertinggi sendu, yang membuatku lupa akan waktu hingga cerah matahari mulai terlihat, pikiran menjadi pemenang keadaan yang merenggut jam tidurku yang seharusnya pulas.
Ketika menutup mata tak lagi sama dengan bermimpi indah, dan kenyataan pahit ketika membuka mata adalah tetap menyimpan beban, yang berusaha untuk aku lupa sejenak dan lekas tidur ternyata gagal.
Ketika tubuhku sudah bersandar pada tempat ternyaman, pikiranku masih saja berlari-lari gaduh dan tak peduli dengan tenang yang sudah aku ciptakan.
Dan ternyata ada sesuatu yang kuhilangkan lebih lama, ada sesuatu yang aku tinggalkan, ada sesuatu yang mengambil perasaan menyenangkan, ada sesuatu yang membuatku tak pernah berhenti lupa;
Ternyata luka-luka tetap sama.
No comments:
Post a Comment