Hari ini, aku meramu jariku diantara ketikan-ketikan dari pikiran yang suram. Setidaknya, menuju satu bulan berlalu tanpa kabar, kepalaku terasa berat setiap kali mengingat tenang yang kamu ciptakan, kedamaian sederhana dari kata-kata biasa yang tulus kamu sampaikan' yang mampu menciptakan sejuk didalam perasaan dan mampu membuatku kembali terkesama yang benar-benar tulus tanpa beban.
Hari ini, cakapku tidak lagi tentang pilihan lari yang harus aku lakukan untuk membuat segala lupa; hatiku tidak lagi perlu berusaha mengikhlaskan, semua kadaluarsa yang masih saja menang dalam kepalaku tidak akan pernah bisa aku selesaikan dengan segera. Aku menikmati tiap hal yang membuatku kagum, dan masih jatuh hati tentang bagaimana kamu menghargai kebersamaan yang meski pada akhirnya harus hilang.
Tapi menikmati sama dengan menenggelamkan diri sendiri. Berusaha lupa juga mengkahawatirkan isi kepala yang tidak akan pernah bisa, hati tetap saja mendung selepas kita selesai. Kamu bisa saja datang, kemudian meninggalkan cerita yang datangnya membuatku lupa; bahwa luka yang baru akan selalu tercipta oleh orang yang berbeda.
Kepalaku masih saja berpikir tentang kita yang sudah lama lari, tidak ada lagi yang bisa kita lakukan sebelum memulai apa saja yang membuat kita berhak bahagia, tidak ada lagi pura-pura menerima untuk menyembunyikan kecewa, tidak ada lagi cerita yang seharusnya tersusun rapi didalam perasaan yang sudah lama ditinggal tuannya.
Kita tidak lagi bisa merubah mendung menjadi tempat paling terang.
Yang ternyata ketika aku sandingkan dengan masalah dan perasaan yang tidak nyaman sekarang, kamu masih saja menjadi beban didalam imanjinasiku, beban sepersekian detik ketika akhirnya aku sadar bahwa kita memang sudah lebih dulu hilang.
Selamat meracauku kembali; selamat sudah memutuskan untuk segala sesuatu yang pada akhirnya usai.
No comments:
Post a Comment