Wednesday, October 3, 2018

China dan Perspektifnya.

Saya membaca salah satu literatur di perpustakaan dan ini sungguh menarik, membuka pandangan dan pola pikir masyarakat penduduk kita terutama demi pembangunan pedesaan dan perekonomian pedesaan.
***

Sebuah pepatah Buddha berbunyi: "Lihatlah alam semesta melalui sebutir pasir."
Dari cerita tentang sebuah desa kecil yang tak begitu menonjol, seseorang mampu melihat aspek penting terhadap modernisasi cepat secara fundamental mengubah cara hidup umat manusia.---

Hungshan merupakan sebuah pertanian kolektif yang terdiri dari 845 keluarga, terletak 100 mil sebelah selatan Sanghai. Hingga tahun 1969, Hungshan merupakan daerah rawa yang mengandung garam, dihuni beberapa keluarga yang menggantungkan hidupnya dari mengeringkan air laut menjadi garam.
Pada tahun 1969, selama memuncaknya revolusi kebudayaan, dikeluarkan surat keputusan untuk mengubah rawa menjadi tanah garapan untuk menghasilkan bahan pangan. Dengan keberanian, dilakukanlah keputusan itu tanpa memikirkan biaya. Sekelompok pekerja digerakkan membangun tanggul, menggali saluran drainae, menanam kacang-kacangan yang subur didaerah payau, juga membangun saluran air. Dengan kerja keras, daerah rawa yang asin itu berubah menjadi lahan pertanian yang menghasilkan produktivitas beras tinggi.
Dari investasi modal dan tenaga kerja, timbul pertanian kolektif hungshan yang baru dengan ratusan rumah tangga miskin yang putus harapan. Salah satu alasan kemiskinan mereka adalah pemerintah menetapkan harga hasil pertanian rendah daripada harga barang industri sehingga mereka tidak sampai untuk mencukup kebutuhan sendiri. Produksi pertanian pun dilaksanakan oleh pekerja yang dibayar menurut jam kerja tanpa mempertimbangkan produktivitas perseorangan. Hasil akhir, pedesaan memiliki standar bawah dan sistem registrasi rumah tangga nasional mencatat banyaknya perpindahan desa ke kota.

Tahun 1978, kepemimpinan baru melancarkan gerakan Modernisasi. Angin baru bertiup di Hungshan 1980. Sekelompok pemimpin desa memutuskan bahwa sudah saatnya desa bergerak sendiri mengurangi kemiskinan dengan industrialisasi. Melihat kurangnya bahan bangunan dimana-mana, mereka memperoleh gagasan membuat pabrik semen. Dana kolektif yang amat kecil digunakan sebagai modal awal ditambah pinjaman kecil tanpa bunga oleh bank pemerintah.
Pabrik mulai beroperasi 1980 dan mencapai sukses keuangan luar biasa, pertanian awalnya itu mendapat keuntungan mendirikan pabrik-pabrik baru seperti tegel keramik, pemoles papan-tulis, pewarna pakaian, kotak televisi, dan suku cadang mesin. Hingga akhir 1984, telah didirikan 18 perusahaan.



Pertanian kolektif tersebut kemudian diganti perusahaan pengembangan perdagangan-industri-pertanian yang menjadi perusahaan induk membawahi 18 perusahaan yang telah berdiri. Tahun 1978 masih bergantung penting dengan pertanian, lima tahun kemudian perusahaan itu menghasilkan 84% pendapatannya dari sektor industri, 6% dari perdagangan dan hanya 10% dari pertanian. Selama periode yang sama, lapangan pekerjaan sektor pertanian turun 80% dari kesempatan kerja total menjadi 37% dan lapangan kerja industri naik 16% menjadi 58%.
Dengan struktur industri yang lebih terdiversifikasi muncul masalah penyediaan bahan mentah dan energi untuk masa datang. Sistem distribusi yang tak merata di China, memastikan suplai energi yang terus merupakan kebutuhan utama untuk dapat memenuhi kebutuhan industri yang baik. Para manajer desa membuat kontrak untuk menanam modal cukup besar pada penambangan batubara berskala kecil di propinsi agak jauh untuk memastikan penyediaan batu bara cukup untuk mendatang.
Industrialisasi meningkatkan pendapatan desa, dari tahun 1978 hingga 1983 pendapatan bersih total mencapai 470% dan setelah dikurangi dengan pajak distribusi pendapatan per kapita tahun 1983 adalah $300 -- tiga kali lipat dari 1978.

Dengan pendapatan yang lebih tinggi, kondisi kehidupan lebih baik. Bahkan rumah-rumah terbuat dari tembok semen dengan tegel keramik dan batu gosok lokal dengan rumah yang luas dan ventilasi baik serta dapur petani tradisional yang tak kalah dengan perumahan baru Amerika Serikat, pemilik rumah bahkan menujukkan pada tamunya didalamnya ada televisi, lemari es, dan sepeda.
Desa itu juga membangun gedung sekolah bertingkat empat, pendidikan untuk anak tk dan sekolah dasar tidak dipungut biaya. Desa itu tidak punya sekolah menengah atas namun memberi beasiswa kepada siapapun anak yang masuk SMA ataupun perguruan tinggi dimana saja.
Desa juga memberi 70% biaya perawatan kesehatan hingga $10 per penyakit yang diderita.

Desa Hungshan dan sejarahnya melambangkan idealisme pemimpin baru bangsa China.
Pada dasarnya, idealisme ini barangkali tidak berbeda dengan idealisme yang telah dicanangkan tiga puluh tahun sebelum para pemimpin ini memperoleh kekuasaan.

Pengalaman ini menunjukkan, bahwa dengan memberi kebebasan para pengembangan industri diluar sektor perusahaan yang dikelola pemerintah timbul kewirausahaan dengan kemampuan kreatif yang dapat dimanfaatkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi negara. Kedua, kesengajaan atas terjadinya perbedaan pendapatan telah mengakibatkan rangsangan besar bagi insiatif perseorangan. Ketiga, pengembangan industri pedesaan terus dilanjutkan dengan gaya sosialis, perusaahn secara kolektif dimiliki desa. Keempat, dengan mendorong pengembangan industri pedesaan, dan dengan demikian membuka lapangan kerja didaerah penduduk tinggal.
China barangkali mampu mengurangi keparahan urbanisasi yang banyak melanda negara berkembang.

Source: Lipsey, R.,G., Steiner, P.,T., dan Pulvis, D.,D. 1992. Pengantar Makroekonomi. Jakarta : Erlangga.


Dan menurut saya, semua pantas dan bisa, asal keyakinan dan kerja keras serta dorongan masyarakat lebih antusias dalam mengatasi dan memiliki sudut pandang maju seperti negara maju. Namun, beberapa cerita kadang sulit dan tak sesuai ekspektasi, mayoritas masyarakat negara pun menjadi salah satu permasalahan, sulitnya perkembangan jaman yang membawa kepada nilai pendidikan dan keadilan membuat permasalahan terus ada. Pemerintah yang mengecam petani dengan tindakan-tindakannya pun juga mempengaruhi dampak yang ada.
Maka, sebenarnya, cerita ini bukan untuk membinasakan negeri sendiri dan mengunggulkan negara lain, namun semuanya, lebih untuk membawa pada kebaikan.
Maka dari ini, belajarlah darinya, dari perkataan "Lihatlah alam semesta melalui sebutir pasir."

Termasuk hal apapun itu.
:)

No comments:

Post a Comment

Terlalu lama

Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...