Cuaca di
kota ku sekarang benar2 mendung. Seperti api yang meleleh karena ada-nya air. Seperti
buih-buih air panas yang padam karena dingin. Seperti segala yang ada – mati.
ternyata. Matahari diam-diam menghilang.Entah karena hari semakin sore atau
tuhan punya rencana lain. Bisa saja tuhan menurunkan hujan, rintikan-nya yang
membahasi seseorang yang tak bersalah. Namun,di balik semuanya ada sebuah
kebaikan. Entah apa itu,tapi dia yang lebih mengetahui.
Tik..tik..tik..
ternyata benar. sudah benar-benar hujan. Hujan turun tanpa arah tanpa batas dan
tanpa perasaan. Namun. Entah mengapa aku selalu memojok dan mematung disudut
sana. Entah karena berfikir sampai kapan akan berhenti, atau memikirkan hal
lain. Entahlah.
Jangan berlarut
dalam keheningan. Aku pun terenyak. Aku ingat itu. Semua berkata seperti itu. Dengan
canggung aku mulai mengerti. Inikah yang namanya peringatan? Oh sungguh. Seperti
hujan yang tak berperasaan. Aku benar-benar menjadi kiasan dari hujan. Aku tak
berperasaan kah? Namun,mengapa tuhan menciptakan-ku seperti ia menciptakan
hujan?
Sudah. Aku
tak kuat lagi. Air mata mulai menetes dari mata ini. Aku benar-benar merasa tak
ada. Aku kosong. Tak ada seseorang disekitar sini. Aku tau mengapa. Karena aku
emang menjauh tanpa alasan yang logika. Seperti hujan yang turun tanpa mengenal
waktu.
Ah aku hanya ingin sendiri. Tapi. Apa yang ada dibenakku sebenarnya? Seperti hujan yang turun terjatuh dan mengalir. Butir-butir airnya yang turun menyendiri, seakan berbisik. Tetaplah melihat kebaikan. Tetap melihat kebaikan. Tapi semuanya terlambat..
Hei sadarlah.
Hujan turun tanpa paksaan. Tanpa niat tanpa keinginan. Namun Allah yang
berkehendak. Hujan mengalir dengan indah. Hujan tetap air,hanya namanya yang
berubah. Hujan dapat menyenangi anak-anak. Meski sebahagian akan sakit. Hujan punya
cerita sendiri. Mengapa ia turun sebenarnya.
Kita
diciptakan tanpa keinginan. Allah yang berkehendak. Hidup kita mengalir. Mulai anak-anak,remaja
hingga dewasa. Kita tetap kita, hanya pribadi keadaan yang berubah. Kita dapat
menyenangi semua orang meski sebahagian tak merasakannya. Kita punya cerita
sendiri. Seperti orang lain yang punya cerita sendiri. Seseorang berkata
seperti itu, dulu..
Kau
benar. Aku mulai berjalan dibawah langit yang mulai terang. Terang abu-abu dan
orange yang benar2 menghiasi sunset. Suara gemuruh yang sedikit berkurang,
rintikan dari atap yang menggema ke jalanan memberi kedamaian. Orang mulai
berlalu-lalang. Dan karena hujan yang tanpa salah. Membuat aku berubah seperti
sekarang. Dan karena hujan yang selalu disalahkan sebagian orang, membuat aku
mengerti, pikirkan dua kali untuk sebahagian orang yang mengganggap kamu tak
ada.:)
No comments:
Post a Comment