Wednesday, January 20, 2021

Kehilangan

     Kehilangan mengajarimu kokoh berdiri tanpa mengeluh karena tertinggal sendiri; membiarkanmu menjadi rumit dan berantakan karena sesuatu yang tak lagi bertemu sapa--atau yang terbiasa mengulur tangannya dan menyapu penat dengan menjadikan seseorang menjadi ruang pulang ternyaman--sudah menjadi beda yang  mahirnya menelantarkan seseorang.

     Kehilangan mencari akal-akalan untuk membuatmu hinggap pada jurang paling luka; menyesatkan yang sudah sesat karena terlalu menang menjadi antagonis yang paling mudah lupa, sengaja menghilangkan hal-hal bahagia yang senangnya luar biasa. Mengaduk dan merayu menjadi tumpah pada akhirnya yang sia-sia, menciptakan tumbang yang tak pernah mudah untuk berdiri seperti semula.

     Kehilangan pada akhirnya menuntunmu untuk tak lagi terbiasa; yang awalnya menjadi nyaman karena tak perlu mencari ruang cerita, tak perlu khawatir akan siapa yang harus hadir untuk menopang beban terberat, tak takut atas hidup yang lebih banyak bercanda, dan tak pernah terpikir bahwa hidup akan menjadi khawatir di kemudian hari.

    Kehilangan menjadi rumahmu yang tak utuh. Kerap setiap kali mengingat apa yang sulit sekali dilupa, atau mencoba siaga kali ingatan datang tiba-tiba, tak akan pernah mudah menjadi ruang berharga dan tempat ternyaman. Sesekali kali kita beranjak berdiri dan menjadi utuh, yang pernah rapuh tak selamanya cepat sembuh.

     Karena kehilangan menjadi suasana paling ricuh meski pada akhirnya ia benar-benar telah selesai.

Sunday, January 3, 2021

Sama

     Ketika tidur malamku yang sepenuhnya tak panjang karena terlalu memikirkan sesuatu hal yang mengambil jatah tidurku setiap harinya, aku berusaha untuk meraih kebahagiaan ketika fajar tiba. Bahkan berharap setiap harinya selalu sama, mencipta asa baru dan keadaan yang berubah tanpa perlu dituntut pura-pura menerima.

     Ketika malam selalu menjadi puncak tertinggi sendu, yang membuatku lupa akan waktu hingga cerah matahari mulai terlihat, pikiran menjadi pemenang keadaan yang merenggut jam tidurku yang seharusnya pulas.

     Ketika menutup mata tak lagi sama dengan bermimpi indah, dan kenyataan pahit ketika membuka mata adalah tetap menyimpan beban, yang berusaha untuk aku lupa sejenak dan lekas tidur ternyata gagal.

    Ketika tubuhku sudah bersandar pada tempat ternyaman, pikiranku masih saja berlari-lari gaduh dan tak peduli dengan tenang yang sudah aku ciptakan.

    Dan ternyata ada sesuatu yang kuhilangkan lebih lama, ada sesuatu yang aku tinggalkan, ada sesuatu yang mengambil perasaan menyenangkan, ada sesuatu yang membuatku tak pernah berhenti lupa;

Ternyata luka-luka tetap sama.

Terlalu lama

Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...