Friday, January 24, 2020

Halo aku.

Halo aku! Terimakasih banyak untuk memberi kesempatan bertahan. Berjalan sejauh ini  dengan langkah yang kadang terbata--atau rasa lelah yang terus menerus lebih hebat. Tapi kamu mampu.

Halo diri!
Entah harus mulai dari sebuah mana, perjuanganmu kadang melelahkan. Tapi juga menyenangkan. Kadang lelahmu selalu dapat kamu andalkan, juga setiap jenuh yang kadang kamu atasi sedemikiannya.

Meski kamu kadang insecure, entah karena ketika kamu melihat orang lain lebih hebat, atau pikiran bahwa orang lain lebih menyenangkan, mereka lebih-lebihnya, tapi kamu tetap bisa memposisikan diri berada diantara orang-orang hebat. Kamu bisa juga berbaur dan melatih rasa cemas berlebihan, kamu mampu keluar dari zona nyaman dan membangun komunikasi dengan baik meski perlahan-lahan.

Meski kamu kadang kurang yakin sama suatu ekspektasi, tapi kamu lega. Lega karena kamu tahu bahwa bukannya sedang gagal, tapi berhasil belum semaksimal mungkin. Kamu belajar untuk jera dari kesalahan, belajar menjadi yang bawah untuk mencapai yang atas, belajar yang mendewasakan diri atas apa yang akan dan sedang kamu hadapi.

Meski kamu kadang bingung harus mulai darimana untuk berkomunikasi, kamu sudah berusaha semaksimal mungkin. Kamu tak peduli pada canggung yang hebat dan rasa takut yang kuat. Kamu bisa mengalahkan segala bentuk yang berontak dan selalu menumbuhkan tekad.

Meski kamu dan cerita meski-meski lainnya--terimakasih untuk menjadi diri aku yang mampu menerimaku sebaik-baiknya. Menjadi pemerhati orang-orang.  Menjadi yang sulit untuk segala sulit. Tapi menyenangkan rasanya belajar. Menyenangkan mencari tahu tentang kenyataan.

 Halo aku, terimakasih untuk segala bentuk kasih sayang yang paling, untuk segala usaha yang sesekali melelahkan, terimakasih bertahan. Terimakasih untuk mencintai aku seutuhnya.

No comments:

Post a Comment

Terlalu lama

Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...