Sunday, October 6, 2019

Untuk seseorang disuatu saat

Untuk ekstrovert diluar sana,

Salam hangat dari perempuan penyuka hujan, perempuan lemah yang rentan, perempuan yang gampang baper dan terlalu perfeksionis.
Salam untuk cerita-cerita yang kamu torehkan ke depan, perjuangan yang begitu besar, yang selalu kamu usahakan.

Aku harap baik-baik saja, persis seperti apa yang kamu harap.

Aku tidak pernah sama dengan banyak orang yang menyukaimu.
Aku absurd, dan tidak pernah percaya tentang cinta.

Bersediakah kamu mendengar kelu ketika aku sedang tidak baik-baik saja?
Dan sepertinya akan sering begitu, aku tidak memiliki nyali yang kuat untuk bertahan.

Bersediakah kamu mendengar kesedihan lebih banyak daripada perempuan lain maupun orang sekitarmu?
Dan sepertinya akan lebih banyak yang aku susahkan, perempuan ini memang terlalu merepotkan.

Nanti, bersediakah merawat luka-luka dan banyak hal pilu yang aku ceritakan?
Tenang saja, aku berusaha untuk tidak merepotkanmu,
selalu, dan berusaha untuk itu.

Kepadamu,
ada banyak diluar kendali yang tidak bisa aku atasi, ada banyak tikaman tiba-tiba, ada banyak perasaan yang membuatku tidak nyaman.
Ada insecure yang merambat tiba-tiba, ada rasa kesedihan yang menjalar tanpa diminta, ada yang membuatku resah karena memang sering seperti itu, aku pengecut memang, tapi, bisakah kamu paham dan beritahu padaku bahwa aku tidak seperti kebanyakan orang yang merepotkanmu dalam hal yang sama?

Boleh kuulang sekali lagi tentang betapa rentannya aku?
Ya, perempuan pemikir, perempuan baperan yang ironisnya tidak percaya diri, perempuan yang tidak menarik untuk dijadikan teman bermain maupun hura-hura.

Aku tidak menarik memang, tidak asyik, membosankan.
Jangan jadikan aku teman bermain, kau tidak akan pernah suka.
Aku tidak pernah asyik, aku hanya lebih diam daripada orang yang kau temui, aku hanya lebih mementingkan persepsiku daripada orang lain,
Jangan bosan dan marah, ya, aku bukan pemalu, aku hanya tidak bisa bercengkrama bebas.

Terus, apa yang kamu harapkan dariku?
Yang cintanya hanya sebatas merepotkan, yang sukanya membahas hal-hal berat, yang lebih suka percakapan mendalam daripada sekedar basa-basi, yang selalu ingin mencoba memperbaiki orang lain tanpa sadar telah menyusahkan orang lain.

Nanti, ajak saja aku ke puncak, bersama-sama sampai pada tahap tertinggi, aku lebih suka dirangkul seperti itu daripada menghambur-hamburkan uang untuk makan mahal-mahal.
Bersediakah kamu membawaku pada mimpi yang luas?
Pada harap yang bebas?
Pada apa yang aku cita-citakan dan mimpikan?

Nanti, ajak saja aku menatap rona bintang malam, dengan percakapan mendalam, tentang mimpi-mimpi kita, tentang harapan yang selalu kita semogakan, bisa?
Aku lebih suka dunia tentram, dan merasa jauh lebih hidup dengan keadaan seperti itu.

Aku banyak mintanya, ya?
sudah kubilang aku merepotkan.
Aku berusaha untuk mengerti, kok.
Menutup apa yang tidak pernah kamu suka, mencoba menahan segala yang tidak kamu inginkan,
aku lebih mementingkan kita,
tapi jangan sampai membuatku terluka ya, luka-luka itu pasti lebih hebat dan menyakitkan.

Tenang saja,
aku hanya butuh banyak belajar untuk menjadi lebih bersahabat.

Terimakasih untuk mau mendengarkan, untuk mampu menerima.
Bimbing aku untuk mengurangi apa yang seharusnya, apa yang semestinya tak ada, dan jadi seperti perempuan yang lain.

Buat aku belajar untuk mampu menerima, ya.
Perempuan ini butuh pundak yang mampu mendengar, itu lebih dari cukup.

Terimakasih, untuk seseorang di suatu saat, nanti.:)

No comments:

Post a Comment

Terlalu lama

Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...