Satu. aku membencimu bukan karena tingkah lakumu yang tak kusenangi. jauh dari itu, aku membenci apa-apa saja yang sudah sedari dulu kau lakukan. cuih. aku membenci segala yang ada pada dirimu.
Dua. aku membenci diriku yang akhirnya masuk keperangkapmu. bodoh sekali. berkali-kali aku menghina diriku karena sebabmu. semudah itu saja ternyata aku terpedaya dengan ucapan omong kosong. mana isinya? dibawa angin lalu berputar-putar sampai jatuh kelaut lepas dan hancur berantakan?
Sudah cukup. aku tak perlalu menghitung lagi untuk ketiga,keempat, atau seterusnya. Seseorang yang dapat menuai janji serius dan memasang mimik wajah seperti malaikat, ialah yang paling dengan mudah menusuk-nusukkan pisaunya dengan mengiris hatiku. Siapa yang bisa bergombal tanpa memasang janji? Hah! tidak ada. Semuanya bullshit memang. Perilaku asli yang disembunyikan dibelakang kelihatan miris. Seperti itukah kau kurangnya perhatian dari seorang perempuan? Rendah sekali. Terlihat tak terpandang!
Hei. Tak ada yang menyuruhmu mendekap seseorang demi nafsu. Jaga ia, hargai ia. Itulah yang seharusnya kau lakukan. siapa yang berharap kau berjanji lantas lari? Miris. Janji-janji kelabu yang kusam. sudah termakan oleh repih-repih luka yang perlahan menjadi saksi bisu kau yang sempat mengisi ruang hatinya. Kepalsuan. Mengapa tak ada satupun orang yang datang untuk menggenggam erat perilaku dan perasaannya dalam waktu yang lama? Sulit sekali membedakan mana yang berharap kita ada atau tiada. Ups
Pangeran antagonis yang sudah usai. Tak perlu kau mencari perhatian tak terpandang pada perempuan yang akan kau cicipi lagi. Kau terkalahkan. sebab semua keadilan akan memenjaraimu perlahan-lahan. dan kau masuk sel pada saat apa-apa saja yang sudah kau retakkan membabi buta itu yang mulai berkibar. dan termasuk Aku. Sebab, segala kerapuhanku diatas perjanjian yang sempat kau karang itulah yang akan mengiringmu diatas luka-luka yang membiru.
Kepadamu. Musuh dalam perasaanku. Entah mengapa rasa amarahku berkibar saat kulihat kau dalam bayang. Aku ingin memusnahkan rasa benciku yang membara agar sesak diragaku ini mulai padam. Tapi tetap saja, apinya semakin kuat kau guncang. Dengan caramu yang datang dan pergi begitu saja, membuatku ingin merobek-robek kepingan omong kosong itu. Tak tau diri. Merasa paling sempurna. Nyatanya kau biasa saja, merasa terbaik diantara yang terbaik?
Aku ingin kembali. mengulang kisah-kisah senyumku dulu. Tidak ada kau! Manusia gila yang mencari perhatian. sekarang? apa yang akan kau kejar? Wanita yang kau harap itu tak akan datang pada pangkuan yang salah. Wanita itu masih ada akal untuk membedakan mana yang nyata dan palsu. Sadarlah. menjadi lebih baik dengan menghargai kaum hawa. setidaknya kau memiliki Budi pekerti yang terdidik meskipun akal tak kau gunakan. Meskipun merasa paling pahlawan itu belum dapat kau lepaskan.
Dan. Wanita yang kau impi-impikan itu tak akan menghampiri. sebab, bekas tusukan itu masih terjejer dihati ini. Ia masih terjemur indah dan belum pergi. Ia masih membekas seperti sedia kala. Dan bukan hanya aku saja. Wanita yang kau harapkan itu tak mudah goyah. Kuyakin, sebab ia tau tentang apa-apa saja janji palsu dan berbagai macam cara menyakiti. Sebab ia tau, mana yang tak lari dan sanggup bersama sampai mati.
Dan kau. Seseorang yang kuharap tak ada lagi dimasa depan. Akan ada yang mencerahkan duniaku karena kepergian kau. Kuharap, saat aku dan dia yang lebih baik itu berjumpa kelak, lalu aku bertemu denganmu. Kuharap kau bukan kau yang dulu. Aku bukan aku yang dulu. Kita masih sama. Manusia. Hanya saja, Angin sudah berputar. Ribuan Jam,menit,detik sudah terlampaui. Rasa benci ini belum hilang sepenuhnya. Tapi aku sadar; Ada seseorang yang dengan sigap menghapus rasa sakit dan dendam ini untuk selamanya. Seseorang yang tak mengumbar janji palsu namun dengan kenyataan. Seseorang yang dengannya; membuatku lupa akan rasa sakit yang bertahun-tahun kau tanam.
Suatu saat. Pada ia yang berbeda ribuan derajat dengan kau, Pembual!:)
Friday, April 15, 2016
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Terlalu lama
Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...
-
Hai, kali ini berhenti buat prosa-prosa dulu ya. Aku mau berbagi ke kalian kalau sekarang aku juga nulis diwattpad:) Emang baru sih, aku la...
-
Halo teman-teman! Mungkin banyak dari kalian yang bertanya-tanya tentang jurusan dari universitas ini nih. Berhubung aku mahasiswa angk...
-
Kali ini emang out of topic banget sama yang biasanya aku bikin. Bukan tentang rangkaian kata, kali ini rangkaian cerita perjalanan ya...
No comments:
Post a Comment