Friday, April 15, 2016

Suatu saat!

Satu. aku membencimu bukan karena tingkah lakumu yang tak kusenangi. jauh dari itu, aku membenci apa-apa saja yang sudah sedari dulu kau lakukan. cuih. aku membenci segala yang ada pada dirimu.
Dua. aku membenci diriku yang akhirnya masuk keperangkapmu. bodoh sekali. berkali-kali aku menghina diriku karena sebabmu. semudah itu saja ternyata aku terpedaya dengan ucapan omong kosong. mana isinya? dibawa angin lalu berputar-putar sampai jatuh kelaut lepas dan hancur berantakan?

Sudah cukup. aku tak perlalu menghitung lagi untuk ketiga,keempat, atau seterusnya. Seseorang yang dapat menuai janji serius dan memasang mimik wajah seperti malaikat, ialah yang paling dengan mudah menusuk-nusukkan pisaunya dengan mengiris hatiku. Siapa yang bisa bergombal tanpa memasang janji? Hah! tidak ada. Semuanya bullshit memang. Perilaku asli yang disembunyikan dibelakang kelihatan miris. Seperti itukah kau kurangnya perhatian dari seorang perempuan? Rendah sekali. Terlihat tak terpandang!

Monday, April 4, 2016

Tidak apa yang kau mau, Tuan.

Aku tidak anggun, Tuan.
Tak mengapa jika semu diujung mulut seorang pecandu wanita yang luar biasa itu terus berkutik dibagian itu saja. Aku tau, bahwa engkau mendekap seseorang yang dapat mengertimu tanpa setitikpun belenggu tak suka. Aku tau, jika kepingan hatimu mulai membaik karena wanita terindah yang Tuhan hadirkan dengan senyum yang mempesona dan juga hati yang mulia. Aku tau, Tuan. Jika yang engkau idam-idamkan adalah bidadari surga yang membius dunia fana ini tanpa ada jengkalnya. Aku tau, Tuan. Jika apa-apa saja yang aku lakukan bukan hal yang dapat menggugah hatimu untuk merengkuh padaku sedikit saja. Aku tau, Tuan. Karena aku tidak seberkelas para wanita mulia yang engkau idam-idamkan.

Padamu. Aku tau, tak senonoh jika aku mengistimewakan hati pada seseorang yang menyeret ragaku untuk pergi dari sudut sana.  Bahkan, dalam tatapan semu-ku pun diujung lingkup dunia, ia tau bahkan mengusirku untuk tak perlu menunggunya. Yha, Tuan. Seharusnya aku mendekap raga dan rasa yang kuutarakan padamu itu, sebab aku tidak semenarik perempuan baik yang lain, Tuan.

Terlalu lama

Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...