Saturday, December 26, 2015

aku baik-baik saja.

Entah ini pilu atau haru. aku merindukan sesuatu yang entah terlampau sejak kapan. sesuatu yang terasa aman dan sejuk dihati. sesuatu yang terasa reda sejak pertama kali aku belum menyingkir dan menepi. entah ini pilu atau haru. tentang sebait perasaan yang sukar diluapkan. tentang sebait susunan asa yang bergeming membuyarkan pikiran. apakah aku tertipu lantas hanya bisa kaku? tentang perempuan itu. wanita yang dengan sengaja dikobarkan saat aku tak lagi muncul. wanita yang dengan sengaja dilirik hingga lupa bahwa ada sebuah hati yang lagi ditemani. wanita yang dipuja dengan antusias dibelakang panggung, bersandiwara tanpa menggunakan jubah khas seorang pangeran ditokoh dongeng ataupun topeng-topeng yang menyembunyikan kepalsuan. wanita yang dipamerkan habis-habisan tak kala aku belum menyibak segala adegan. wanita yang dipuja dengan segenap perasaan yang terlihat tulus tanpa ada maksud lain. tulus? itukah tulus? kembali saat wanita incaran tak menanggapi. begitu seterusnya. saat aku sedang mengurung diri dan berpura-pura tak mengerti di bilik suram. saat aku berpura-pura menyikapi hati bahwa aku baik-baik saja. bahwa aku baik-baik saja.(bahwa aku baik-baik saja.)



Entah ini pilu atau haru. wanita itu menyikapi dengan geming dan hening. aku meratapi perasaannya kala ia sedang dirayu dengan sedemikian rupa. aku meratapi perasaannya, perasaan yang tak lebih sama denganku yang terlalu percaya buaian-buaian palsu. wanita itu akan jatuh hati pada seseorang yang memberi lontaran kata-kata indah yang bisa menghipnotis segalanya. dan aku.. aku hanya bisa melihat segalanya berjalan suram. mempercayai apa yang seharusnya tak kulakukan sedari dulu. dan aku.. aku hanya bisa menggigit bibir lantas menepis segala bayangan buruk yang akan muncul setiap hari. dan aku.. aku hanya bisa memekik pada diri sendiri dalam sunyi, bahwa hati memang selayaknya mengerti bahwa aku layak disandangkan dengan yang lain. dan aku.. ((aku baik-baik saja.))

Wanita itu kini hanyut. hanyut pada ucapan dan tata krama yang dihadirkan dengan susunan yang rapi. wanita itu sepertinya mulai mencibirku. aku yang saat itu tengah berpura-pura tak mengerti. wanita itu kini malu-malu. wajahnya berbinar dan bahagia. hari-harinya mungkin terlampau indah. tak lebih aku. aku terdiam disudut sana berpurapura tak mengetahui. rasanya berpura-pura tak mengerti tak jauh-jauh dari sekedar patah hati.

tentang perempuan itu. tiba-tiba semua berbeda. semua kembali lagi padaku. aku canggung tak mengerti maksud segala yang terjadi. kini, semuanya tak terlibat lagi pada wanita itu. wanita yang dengan entah apa didekatkan dengan sangat takut untuk dilepas. lagilagi aku, aku memasang topeng bahwa aku tak mengetahui. semua kembali. aku utuh lagi. tapi tidak dengan wanita itu. hatinya canggung. aku memahami hatinya karena aku perempuan. sepertinya semua berbelit-belit. aku seakan menjadi penyebab utama dari kedua belah pihak. aku seperti harus tersingkir sejauh matahari agar aku tak lagi mendekati. aku seakan dibenci dengan sikap yang tak kumengerti.

Baiklah. aku menjauhi segalanya. menyikapi dengan biasa saja. biarkan luka itu yang menjadi saksi bisu bahwa seberapa sakitnya perasaan ini. aku memang pantas diacuhkan sedemikian rupa karena aku selalu baik-baik saja. aku baik-baik saja. 
aku baik-baik saja. jangan kembali, biarkan saja rasa benci darinya muncul begitu saja. ingatlah,perasaan aku taklebih sama darinya.

No comments:

Post a Comment

Terlalu lama

Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...