Entah ini pilu atau haru. aku merindukan sesuatu yang entah terlampau sejak kapan. sesuatu yang terasa aman dan sejuk dihati. sesuatu yang terasa reda sejak pertama kali aku belum menyingkir dan menepi. entah ini pilu atau haru. tentang sebait perasaan yang sukar diluapkan. tentang sebait susunan asa yang bergeming membuyarkan pikiran. apakah aku tertipu lantas hanya bisa kaku? tentang perempuan itu. wanita yang dengan sengaja dikobarkan saat aku tak lagi muncul. wanita yang dengan sengaja dilirik hingga lupa bahwa ada sebuah hati yang lagi ditemani. wanita yang dipuja dengan antusias dibelakang panggung, bersandiwara tanpa menggunakan jubah khas seorang pangeran ditokoh dongeng ataupun topeng-topeng yang menyembunyikan kepalsuan. wanita yang dipamerkan habis-habisan tak kala aku belum menyibak segala adegan. wanita yang dipuja dengan segenap perasaan yang terlihat tulus tanpa ada maksud lain. tulus? itukah tulus? kembali saat wanita incaran tak menanggapi. begitu seterusnya. saat aku sedang mengurung diri dan berpura-pura tak mengerti di bilik suram. saat aku berpura-pura menyikapi hati bahwa aku baik-baik saja. bahwa aku baik-baik saja.(bahwa aku baik-baik saja.)
Saturday, December 26, 2015
Saturday, December 12, 2015
teruntuk kamu..
Teruntuk kamu yang sedang terbelenggu masa lampau dengan muka yang masam sambil menekuk kedua kaki dengan tatapan nanar.
Teruntuk kamu yang belum mampu merelakan sebagian rasa bahagiamu untuk orang lain yang bahkan sudah menjadi pengganti hadirmu disisinya untuk waktu kedepan dengan keceriaan yang sempurna tercipta.
Teruntuk kamu yang memendam rindu pada seseorang yang sudah lama berlari pergi dengan wajah suramnya lantas riang disebrang sana seakan tak pernah ada rasa cinta padamu dihatinya.
Teruntuk kamu yang baru saja perasaannya dipatahkan semena-mena seakan tak ada satu katapun yang bisa digambarkan runtuhnya sebuah pengharapan.
Teruntuk kamu yang belum mampu merelakan sebagian rasa bahagiamu untuk orang lain yang bahkan sudah menjadi pengganti hadirmu disisinya untuk waktu kedepan dengan keceriaan yang sempurna tercipta.
Teruntuk kamu yang memendam rindu pada seseorang yang sudah lama berlari pergi dengan wajah suramnya lantas riang disebrang sana seakan tak pernah ada rasa cinta padamu dihatinya.
Teruntuk kamu yang baru saja perasaannya dipatahkan semena-mena seakan tak ada satu katapun yang bisa digambarkan runtuhnya sebuah pengharapan.
Subscribe to:
Comments (Atom)
Terlalu lama
Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...
-
Hai, kali ini berhenti buat prosa-prosa dulu ya. Aku mau berbagi ke kalian kalau sekarang aku juga nulis diwattpad:) Emang baru sih, aku la...
-
Halo teman-teman! Mungkin banyak dari kalian yang bertanya-tanya tentang jurusan dari universitas ini nih. Berhubung aku mahasiswa angk...
-
Kali ini emang out of topic banget sama yang biasanya aku bikin. Bukan tentang rangkaian kata, kali ini rangkaian cerita perjalanan ya...