Aku menulis cerita ini bukan untuk mempersulit kalian.
Jauh disini, jemari tangan ini terus mengetik, otak ini berputar, berpikir misterius tentang hidup. kamu tau semisterius apa? tentang rindu. kerinduan itu merekah, menghadirkan kecemburuan tersendiri. aku cemburu. iya, aku cemburu teman. bagaimana tidak? kebahagiaan itu terpancar indah. seindah saat dulu aku bersama mu. kamu tau? aku sempat merasa bahagia, meskipun saat ini semuanya padam. entahlah. hilang begitu saja. misterius.
Kuhadirkan senyum lagi dikeseharianku yang baru, lingkunganku, bahkan hidupku. tapi yang terjadi hambar. getir. seakan-akan rasa rindu itu muncul lagi. bibir ini bergetar, menahan air mata yang ingin menetes. kamu tau? sesakit apa rasanya mengulang kembali? entahlah. senyum ini tak bisa kuhadirkan seindah dulu, hilang, semuanya benarbenar hilang.
seperti asing. aku hilang ditelan kenangan. kamu tau maksudnya? siapa yang tak terluka harus bisa bertahan dalam hampa? aku semakin hampa, tak ada orangorang seperti kalian lagi. justru yang membuatku semakin hampa adalah, aku tak akan bisa kembali. tak pernah bisa mengulang. semuanya akan jadi bayang bayang. sampai kapan pun.
Jauh disini, air mata ini sudah diujung matanya, menahan. bertahanlah. lagi-lagi semuanya labil. siapa yang sanggup menjadikan kenangan? siapa yang sanggup melupakan? aku ingin mengulang nya teman. tentang orangorang yang sempat membuatku bahagia. tapi kamu tau? tak akan pernah bisa. bisikan kata itu seakan meruntuhkan hatiku. aku tak akan pernah bisa mengulang. karena hidupku memang harus belajar merelakan. harus mengenang.
Tau tidak sesakit apa rasanya mengenang? kamu mengingat semuanya tanpa bisa masuk lagi. tanpa bisa memerankannya lagi. tidak ada yang lebih sakit dari merelakan sesuatu yang sempat singgah bertahun tahun. tak ada yang lebih sakit daripada mengingat yang kamu sendiri tau tak akan bisa kembali. aku, tak bisa secepat itu melupakan, apalgi merelakan. karena kamu tau mengapa? belum kutemui, rasa nyaman seperti kalian.
Jauh disini, aku bernostalgia tentang semuanya. tentang hatiku yang menggebu, memaksa ku mengingat setiap hal yang pernah kita lakukan. kamu tau sesakit apa mengingat sesuatu yang kamu sendiri tak berhak untuk ada disana? kamu tau? rasanya belum terbiasa tanpa sesuatu yang selalu membuatmu nyaman? kamu tau? perasaan yang belum siap menjadikan baitbait kenangan itu hanya untuk kenangan? karena apa? aku tak pernah siap menjadikan itu semua hanyalah kenangan.
Kamu tau mengapa sampai malam seperti ini aku rela menulis sedikit kisah ini? aku tak kuat menyimpannya sendiri. aku tak kuat selalu menyendiri. aku tak kuat melupakan nya sendiri, setidaknya dengan ini aku bisa menyimpan sedikit saja cerita yang luka.
Jarak ini benarbenar mengelabuiku. membuatku rindu, rindu sekali. aku benar-benar rindu saat memori itu menghadirkan kamu. semuanya. Siapa yang kuat hanya kata rindu tanpa pertemuan yang terus berkata? aku tak akan bisa bertemu, sesakit apa rasanya orang yang selalu ingin jumpa tapi tak akan pernah bisa? tau? sesakit apa rasanya rindu tapi tak bisa bertemu? bukannya semua hanya menjadi kenangan tanpa bisa mengulang?
Bosan, jenuh, hampa. aku selalu hambar di kisah ini. aku belum terbiasa. aku tak akan terbiasa. tau? rasa nyaman yang sudah kubuat buat dengan berbagai cara ini tak membuktikan apapun. rasa nyaman yang sudah kutekankan didiri ini tak bisa mengindahkannya. aku, tak bisa memiliki rasa seperti dulu, sebelum semuanya hanya bisa menjadi kenangan.
ku perjelas ya.
Aku rindu pada semua. aku tak bisa muncul lagi. aku tak akan bisa mengulang lagi. aku akan memulai kembali dengan kisah baru. siapa yang tidak sakit harus memulai kembali pada cerita yang berbeda? aku rindu pada setiap kenangan yang dulu membuatku tertawa. tau? bagaimana caranya kembali beradaptasi dalam jangka waktu yang singkat? bagaimana melupakan semua kisah yang sudah bertahun tahun lamanya? bagaimana bisa kembali mengulang kisah lama itu?
aku sempat cemburu pada burung burung yang terbang dilangit itu. anggap saja langit kita. mengapa? mereka mengepakkan sayap bersama dengan satu tujuan. bagaimana dengan aku yang melangkah berbeda tujuan?
aku cemburu pada matahari itu. Ia terus menghadirkan sinar dan menggelapkannya lagi. tau mengapa aku cemburu? ia kembali, mengulangnya lagi, keadaan sama lagi. dengan keadaan sama lagi.
Sayang, mengapa waktu cepat pergi? rasa ini belum hilang. aku tau meskipun aku takbisa mengulang. andai ada yang tau, seberapa rapuhnya aku. siapa yang tak rapuh menenggelamkan memori itu sedalam dalamnya? menghilangkannya, agar kepingan hati itu kembali baik. menghilangkannya, menghilangkan memori indah itu untuk menghadirkan hidup baru lagi. tau? Tak akan ada yang bisa melupakan. karena aku bisa tegar, karena mereka.
aku rindu.
Saturday, August 1, 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Terlalu lama
Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...
-
Hai, kali ini berhenti buat prosa-prosa dulu ya. Aku mau berbagi ke kalian kalau sekarang aku juga nulis diwattpad:) Emang baru sih, aku la...
-
Halo teman-teman! Mungkin banyak dari kalian yang bertanya-tanya tentang jurusan dari universitas ini nih. Berhubung aku mahasiswa angk...
-
Kali ini emang out of topic banget sama yang biasanya aku bikin. Bukan tentang rangkaian kata, kali ini rangkaian cerita perjalanan ya...
No comments:
Post a Comment