Diamnya bahkan tidak diketahui sama sekali. perasaan lelah dan jenuhnya seakan tak ditanggapi. bukan aku yang harusnya menutup. bukan aku yang harusnya menyembunyikan.andai saja semua tau tanpa keinginanku beri tau. rasanya benar-benar jatuh. jatuh kepada pilihan
hatiku yang telah merapuh. kutunggu sebuah janji teramat pilu. janji palsu yang menuntunku bertemu dengan rasa yang sendu. seharusnya, andai saja semuanya tau bahwa aku sedang bersedih. memberi harapan,semangat,dan kasih. menghibur aku dengan segala cara,tanpa mengingatkan lagi caraku untuk mengingat semuanya. andaikan seseorang mengerti. tak perlu ku menuai semua ini. tak perlu kutunjukkan berbagai cara untuk memberitau. tak perlu. cukup hanya dengan tatapan seseorang merasakannya. andaikan ada.
saat ini aku tak sedang sandiwara. berpura-pura sakit dan berpura-pura bahagia. tak perlu. tak perlu ku lakukan itu jika semuanya tak akan tau. perasaanku, sungguh, ini bukan permainan. ini aku. dan serpihan hati yang rapuh. kutitip sebuah janji. namun lagi-lagi, semuanya tak mengerti. kutitip harapan,tapi di dustakan. aku tak mengerti memang. memang cukup bodoh untuk ku mengerti. perasaan yang berkeping-keping, sungguh aku taktau lagi. perasaan ku tak kokoh,jika semuanya hanya janji palsu. perasaanku hancur. kau tau hancur? ya. tak utuh.
Friday, October 17, 2014
Saturday, October 11, 2014
tentang hati
hai. hari ini aku ingin nge-post tentang hati. malam ini, seakan langit bersandiwara. menumpahkan segala bintang-bintang yang gemirlap,menerangi setiap naungan alam yang melakukan aktifitas di bumi-nya. malam ini,bulan kembali muncul. hiasan malam yang kokoh dan abadi, seakan memekik kepada bintang. inilah yang terjadi. hai bintang, wahai bulan. tak perlu bersandiwara, tak perlu memainkan peran itu jika hati ini masih saja bersendu. wahai sang malam, tak perlu kau membuka sang bulan jika kau benar-benar tak ingin membukanya. tak perlu kau tunjukkan beribu bintang diatas sana, yang senantiasa bernyanyi elok melirik sang rembulan. tak perlu. jikalau hati sang tokoh pemerannya ini masih rapuh. jikalau harapannya pupus. jikalau keinginannya menari bersama langit itu tak akan tercapai. tak perlu kau menatap kebisingan ini. tak perlu kau melirik segala yang terjadi. jikalau kau hanya bisa melihat tanpa merasa. hati ini,buihbuih ini.. wahai sang malam, tak peka kah engkau.. tak peka kah engkau melihat perasaannya.. saat manusia bergeming menatap hamparan jalanan, hati ini hanya bisa menatap searah dan tanpa arah.. saat beribu manusia duduk sambil bersenda gurau, tak peka kah engkau bahwa manusia ini hanya bisa menunduk dan diam.. ini hati.. ini hati.. hati yang entah kapan akan terus begini.. berlari dan terus berlari. entah sampai kapan,entah sampai kapan dan entah sampai kapan. malam ini,hanya hati yang bisa ku ceritakan.
Subscribe to:
Comments (Atom)
Terlalu lama
Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...
-
Hai, kali ini berhenti buat prosa-prosa dulu ya. Aku mau berbagi ke kalian kalau sekarang aku juga nulis diwattpad:) Emang baru sih, aku la...
-
Halo teman-teman! Mungkin banyak dari kalian yang bertanya-tanya tentang jurusan dari universitas ini nih. Berhubung aku mahasiswa angk...
-
Kali ini emang out of topic banget sama yang biasanya aku bikin. Bukan tentang rangkaian kata, kali ini rangkaian cerita perjalanan ya...