Saturday, December 11, 2021

Pernah

 Aku pernah meramu bahagia dengan amat sangat, menertawai kenyataan yang tak pernah kupikirkan dikemudian hari nanti bahwa aku akan singgah pada fakta kehilangan.

Lagi-lagi, aku terlalu menikmati pertemuan. Tidak takut untuk kehilangan, tidak pernah berpikir kalua suatu hari nanti akan ada rasa sakit yang melebihi batas, yang bahkan tak pernah aku pikir bagaimana, yang akupun tak pernah bisa menceritakannya dan melukisnya didalam kepala.

Aku menikmati tiap waktu dengannya; tanpa sendu yang pilu yang menjamu untuk merusak keadaan. Tak pernah berpikir sejauh tentang bagaimana aku akan lemah selemah-selemahnya, melebihi rasa sakit yang aku tangisi setiap malam, melebihi beban yang aku legakan dengan menarik nafas Panjang.

Aku lupa, kalau tidak pernah ada yang menetap, tetap tanpa kerap kali kehilangan.

Mengikhlaskan waktu, mengikhlaskan yang sudah berlalu.

Aku mati—bukan nadi, tapi harap hidup seseorang.

No comments:

Post a Comment

Terlalu lama

Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...