Aku pernah meramu bahagia dengan amat sangat, menertawai kenyataan yang tak pernah kupikirkan dikemudian hari nanti bahwa aku akan singgah pada fakta kehilangan.
Lagi-lagi, aku terlalu menikmati pertemuan. Tidak
takut untuk kehilangan, tidak pernah berpikir kalua suatu hari nanti akan ada
rasa sakit yang melebihi batas, yang bahkan tak pernah aku pikir bagaimana,
yang akupun tak pernah bisa menceritakannya dan melukisnya didalam kepala.
Aku menikmati tiap waktu dengannya; tanpa sendu yang
pilu yang menjamu untuk merusak keadaan. Tak pernah berpikir sejauh tentang
bagaimana aku akan lemah selemah-selemahnya, melebihi rasa sakit yang aku
tangisi setiap malam, melebihi beban yang aku legakan dengan menarik nafas Panjang.
Aku lupa, kalau tidak pernah ada yang menetap, tetap
tanpa kerap kali kehilangan.
Mengikhlaskan waktu, mengikhlaskan yang sudah berlalu.
Aku mati—bukan nadi, tapi harap hidup seseorang.
No comments:
Post a Comment