Saturday, April 4, 2020

Kalah

     Aku menemukan satu titik temu dalam mimpi yang telah lama pupus. Sakit tapi tidak berdarah--sebagian orang mengatakan bahwa kebahagiaan dapat dirangkai dengan mudah. Aku tergerus dan terjerumus oleh segala perasaan yang aku rangkai sendirian, yang orang tidak pernah paham rasanya, yang orang tidak tahu tentang bagaimana caranya pura-pura tidak apa-apa.
     Aku merangkai cerita hidup seideal yang orang ingin. Tapi kenyataan bukan hal yang memihak, segala yang aku susun indah bukan jadi cerita penyelamat gundah. Aku terjerumus pada hal yang kupikir tak perlu terlalu mengusik bahagia yang aku ciptakan, tapi ternyata menjadi cerita yang bersemedi lama dan betah untuk tetap tinggal. Kalah, aku terlampau kalah oleh keadaan, oleh rasa penasaran, oleh kenangan, oleh seseorang, oleh orang-orang lain yang tidak pernah sadar.
     Ada yang harus kehilangan lebih dulu untuk tau artinya sembuh. Ada yang harus merajut sendu untuk memperbaiki pilu. Ada yang yakin bahwa sebuah hal dari patah yang tidak pernah diharap adanya, akan menjadi cerita menyenangkan yang tidak terduga.
     Tapi tetap saja. Teoritis selalu menjadi cerita teraman dari banyak rasa sakit. Aku khawatir, segala yang aku pikir usai, akan selalu kembali dengan cerita yang sama. Ada banyak kejadian yang aku khawatirkan ada, hanya untuk menyakinkan sepenuhnya--bahwa aku masih saja menata patah hati dalam bilik kosong paling kecil dalam perasaan; dan aku kalah oleh rasa sakit.
     Aku kalah oleh hal yang aku benci, yang sebenarnya aku tidak perlu ingat, mengingatnya sama saja kalah.

No comments:

Post a Comment

Terlalu lama

Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...