Banyak tokoh yang menjadi rumah singgah. Ada yang belajar caranya berpura menjadi tempat ternyaman. Ternyata pulang hanya tentang hal sederhana, kita sama-sama satu muara yang kunjung mengaminkan bersama.
Banyak hal yang orang bilang tentang pulang. Rumah, kemudian dongeng-dongeng patah yang mampu ditampung seseorang, tempat cerita atas bebannya hidup, sumpah serapah atas matinya hati karena sedang dilahap habis orang yang pergi, satu dari banyak kosa kata beda arti yang mendefinisikan pulang sebagai cerita yang menampung lelah dan segala yang tak tearah.
Pulang bagiku bukan cuman datang kemudian pergi. Satu dari banyak makna tersirat yang aku artikan sebagai kebahagiaan kecil sesudah mati rasa, atau lega yang aku utarakan setelah beban yang tak cukup kuat aku gantungkan sendirian, pulang menjadikan aku bahagia pada seseorang, yang memberi satu bentuk cinta tanpa ada ucapan didalamnya, membuat aku memberi senyuman bebas tanpa takut ditinggal, memberi bahagia dalam keadaan yang sedang menjadi beban di pundak, entah karena hal yang tak kunjung aku temukan atau saat kehilangan. Keluhan yang lucu memang. Tapi pulang tidak pernah memberimu tempat terjatuh, sampai kali ketika malu menjadi datang hanya karena penyesalan pernah meratapi keadaan yang semestinya hilang.
Untuk orang yang menjadi tempat pulang setelah kelelahan hebat, setelah tidak pernah waras dalam satu cerita yang seakan-akan berlebihan, terimakasih untuk tetap menggangguk dan merangkul meski keadaannya tidak perlu perhatian, terimakasih untuk menerima dan menghidupkan seseorang yang hatinya sedang mati karena harapan yang tak sampai pada kenyataan.
Terimakasih untuk menjadi rumah yang tidak perlu menopang tapi mampu menerima cerita yang entah keras kepala atau berlebihan.
Semoga tempat kepulangan kita semua adalah tempat yang tepat. Yang tidak perlu memihak namun meyakini bahwa kita tak sepenuhnya salah. Yang tidak memberi saran terbaik tapi mampu mendengar. Yang meredakan ambisi tanpa perlu kata-kata yang menghadirkan luka. Yang mewajarkan kesedihan dan ikut memberi masukan. Yang padanya kita tumbuh menjadi lebih baik. Yang tidak tau menau lagi tentang rasa sakit.
Semoga pulang kita adalah rumah terbaik dari segala yang patah dan mengganggu keseharian. Semoga pulang kita selalu mengingatkan untuk tetap memberi kedamaian dalam perasaan.
Temukan tempat kepulangan terbaik, yang padanya--kau ada.
Friday, April 24, 2020
Saturday, April 4, 2020
Kalah
Aku menemukan satu titik temu dalam mimpi yang telah lama pupus. Sakit tapi tidak berdarah--sebagian orang mengatakan bahwa kebahagiaan dapat dirangkai dengan mudah. Aku tergerus dan terjerumus oleh segala perasaan yang aku rangkai sendirian, yang orang tidak pernah paham rasanya, yang orang tidak tahu tentang bagaimana caranya pura-pura tidak apa-apa.
Aku merangkai cerita hidup seideal yang orang ingin. Tapi kenyataan bukan hal yang memihak, segala yang aku susun indah bukan jadi cerita penyelamat gundah. Aku terjerumus pada hal yang kupikir tak perlu terlalu mengusik bahagia yang aku ciptakan, tapi ternyata menjadi cerita yang bersemedi lama dan betah untuk tetap tinggal. Kalah, aku terlampau kalah oleh keadaan, oleh rasa penasaran, oleh kenangan, oleh seseorang, oleh orang-orang lain yang tidak pernah sadar.
Ada yang harus kehilangan lebih dulu untuk tau artinya sembuh. Ada yang harus merajut sendu untuk memperbaiki pilu. Ada yang yakin bahwa sebuah hal dari patah yang tidak pernah diharap adanya, akan menjadi cerita menyenangkan yang tidak terduga.
Tapi tetap saja. Teoritis selalu menjadi cerita teraman dari banyak rasa sakit. Aku khawatir, segala yang aku pikir usai, akan selalu kembali dengan cerita yang sama. Ada banyak kejadian yang aku khawatirkan ada, hanya untuk menyakinkan sepenuhnya--bahwa aku masih saja menata patah hati dalam bilik kosong paling kecil dalam perasaan; dan aku kalah oleh rasa sakit.
Aku kalah oleh hal yang aku benci, yang sebenarnya aku tidak perlu ingat, mengingatnya sama saja kalah.
Aku merangkai cerita hidup seideal yang orang ingin. Tapi kenyataan bukan hal yang memihak, segala yang aku susun indah bukan jadi cerita penyelamat gundah. Aku terjerumus pada hal yang kupikir tak perlu terlalu mengusik bahagia yang aku ciptakan, tapi ternyata menjadi cerita yang bersemedi lama dan betah untuk tetap tinggal. Kalah, aku terlampau kalah oleh keadaan, oleh rasa penasaran, oleh kenangan, oleh seseorang, oleh orang-orang lain yang tidak pernah sadar.
Ada yang harus kehilangan lebih dulu untuk tau artinya sembuh. Ada yang harus merajut sendu untuk memperbaiki pilu. Ada yang yakin bahwa sebuah hal dari patah yang tidak pernah diharap adanya, akan menjadi cerita menyenangkan yang tidak terduga.
Tapi tetap saja. Teoritis selalu menjadi cerita teraman dari banyak rasa sakit. Aku khawatir, segala yang aku pikir usai, akan selalu kembali dengan cerita yang sama. Ada banyak kejadian yang aku khawatirkan ada, hanya untuk menyakinkan sepenuhnya--bahwa aku masih saja menata patah hati dalam bilik kosong paling kecil dalam perasaan; dan aku kalah oleh rasa sakit.
Aku kalah oleh hal yang aku benci, yang sebenarnya aku tidak perlu ingat, mengingatnya sama saja kalah.
Subscribe to:
Comments (Atom)
Terlalu lama
Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...
-
Hai, kali ini berhenti buat prosa-prosa dulu ya. Aku mau berbagi ke kalian kalau sekarang aku juga nulis diwattpad:) Emang baru sih, aku la...
-
Halo teman-teman! Mungkin banyak dari kalian yang bertanya-tanya tentang jurusan dari universitas ini nih. Berhubung aku mahasiswa angk...
-
Kali ini emang out of topic banget sama yang biasanya aku bikin. Bukan tentang rangkaian kata, kali ini rangkaian cerita perjalanan ya...