Banyak hal.

     Aku sudah lupa rasanya menanam pada orang lain. Banyak hal yang kupelajari mengenai patah-patah sebelumnya, hingga terakhir, aku dapat kabar, hatiku sudah sembuh total dan tak menjalar lagi kemana-mana.
     Aku banyak belajar hal-hal baru mengenai yang lama, cara melupa tanpa tersiksa, cara peka tanpa sengsara, atau bahkan mungkin sekedar canda yang tak harusnya menjadi rasa. Cerita tentang yang ada tak selalu menjadi yang utama, sekedar bersama; namun tidak berharap apa-apa.
Aku sudah belajar banyak hal-hal baru.
Namun bagiku, banyak hal dari cerita-cerita baru yang tidak bisa aku paksa. Ada cerita yang tersisa, seolah tidak seharusnya dipisah begitu saja, hingga terakhir aku sadar, sudah sejauh ini; dan bahayanya, percaya pada diriku untuk tidak begitu saja percaya pada orang lain semakin sulit dan berbahaya.

     Ada yang aku pelajari selekas apa yang aku jalani. Tentang apa yang aku pilih untuk melewati hari-hari, tentang sekian detik yang seolah rasanya begitu cepat, tentang kenangan dan juga harapan yang masih mengambang, tentang kepercayaan diri sendiri untuk semakin kuat, semakin terbiasa dengan hal-hal yang tidak begitu mudah untuk sekedar menjadi rumah.
Pada cerita-cerita yang dipaksa, atau cerita-cerita masa lalu yang tak lagi tumbuh.
Ada banyak hal diluar sana,
Perlahan aku menyadari bahwa tidak selamanya terluka adalah sengsara, sebab sembuh bukan berarti benar-benar pulih, sebab banyak hal yang harus aku senangi untuk bertahan lebih lama dari apa yang membuatku tak nyaman.
     Buktinya, banyak hal yang aku lalui dengan bijaksana, dengan kesenangan tanpa paksa, dengan berusaha untuk tidak menemui apa yang hanya sementara, dengan berhenti berharap pada hal-hal yang kadaluarsa dan akan lupa.
Ada banyak hal yang aku sia-siakan, dan selepas ini, aku akan berhenti berharap.
Sudah, sekian saja.