Saturday, November 14, 2015

Karena ini.

Udara malam menelusuri setiap bagian darah dalam tubuh ini. Sejuk. sekitar sejam yang lalu baru saja turun hujan. aku tak berkoar-koar mengingat sebuah memori, lantas ia terlintas begitu saja. aku lelah, stranger. kusebut seperti itu, karena saat ini kita tak seperti orang yang sudah kenal lama, tak seperti orang yang sempat pernah merasa bersama. seakan pertemuan yang dulunya sempat kita bahagiakan bersama kini tandus menjadi gersang. kemarau.

aku mengingat satu waktu dimana udara hujan itu begitu sejuk saat kita saling menghirupnya bersama. bersama dengan arti "kita". saat "kita" tak hilang begitu saja seperti saat ini. saat kita menikmati hidup dengan tanpa terpikir untuk menyakiti. aku yang salah. aku yang mempertahankan semuanya. aku yang percaya dengan buaian konyol sang pemain rasa. begitulah. lagi-lagi, semuanya hancur melebur karena aku yang sempat menghadirkanmu.

Terlalu lama

Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...