Jatuh cinta padamu bagai menggema diatas gunung sana. kamu tau? bagai menyapa burung merpati dikala hati lara. saat aku terjatuh, hanya rasa lah yang membangunkan. namun, taukah kamu? bagai terjatuh diatas puncak. jiwaku runtuh tanpa saksi bisu. terhempas jauh sekali, namun aku mengerti, terlatih patah hati adalah hal yang harus terjadi. aku harus menjalani hari hari, dengan ribuan bayangan yang mengusik hati.
Jatuh cinta padamu bagai mendaki keatas gunung sana. gunung itu. ya. tinggi sekali. bagai hamparan bukit yang tertata rapi. indah sekali. namun, apakah kamu tak tau? tak begitu indah mendakinya. rintangan sulit yang hadir bahkan selalu terjadi. bukan. bukan tentang hati yang mencari celah untuk terus mengarungi semuanya. bukan sama sekali. bukan tentang hati yang susah mendapati segalanya. tentang kejadian yang telah terjadi. tentang mengapa aku memilih mundur tanpa mencobanya. hanya melihat tanpa bisa mencobanya; tentang aku yang pernah memutuskan kesalahan. lebih tepatnya tentang penyesalanku memilih tak mencoba dan menyesal, ya seperti itulah. memilih pergi saat dia memang tak akan kembali.
Saturday, February 14, 2015
Subscribe to:
Comments (Atom)
Terlalu lama
Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...
-
Hai, kali ini berhenti buat prosa-prosa dulu ya. Aku mau berbagi ke kalian kalau sekarang aku juga nulis diwattpad:) Emang baru sih, aku la...
-
Halo teman-teman! Mungkin banyak dari kalian yang bertanya-tanya tentang jurusan dari universitas ini nih. Berhubung aku mahasiswa angk...
-
Kali ini emang out of topic banget sama yang biasanya aku bikin. Bukan tentang rangkaian kata, kali ini rangkaian cerita perjalanan ya...