Saturday, December 13, 2014

Angan

Kerinduan muncul saat udara dingin kian menghadiri jejak jemari-jemari di kaca bening yang mulai menetes akibat uap-nya. iya, senja kini menjadi padam. kilatan dan rintikan menjadi satu. Hujan. Ini hujan. air menetes membawa beribu harapan. rindu. rindu ini muncul lagi. saat aku sedang berusaha mengabaikan dengan kecanggungan dihatiku. saat aku tak mencarinya, memang benar, aku tak bisa lupa. yang jauh disana, yang hadir didekap lamunan ini, akankah engkau tau? pun jika kau mengetahuinya, hanya terlontar kata "oh" saja, bukan? tak sudi berada dilingkunganku. karena aku, lagi-lagi hanya semburat palsu diantara bayanganmu. bersama kegelapan rasa dan cuaca, aku tau, memang aku selalu melukis kiasan yang tak akan padam sampai kapanpun. Aku untukmu.

Ada seribu pertanyaan yang hadir menyerangku. entah mengapa, hanya harapan yang menjawabnya. tak jelas, kelabu. lagilagi angin tak bersepoi, kini sungguh telah lebih dari itu. angin meneriaki ku. cuaca ini benar-benar menggantung. sama dengan perasaan-ku. 


Terlalu lama

Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...