Kutemui ia ketika menautkan luka pada perasaannya yang tak pernah sudah. Tak pernah mengatakan apa-apa, namun ekspresi yang tak biasa membuatku jatuh pada cerita kelamnya. Ucap yang tak pernah ia susun pura-pura membuatku nyaman. Kenyamanan yang sudah lama hilang pada seseorang, dan padanya; membuatku jatuh kembali tanpa alasan.
Perbedaan yang selama ini aku cari pada akhirnya hinggap pada seseorang yang dingin. Tidak menemukan alasan lain mengapa jatuh padanya sama dengan memberi ruang nafas paling tenang. Tak membuatku khawatir hanya karena kecewa atas kekurangan yang aku miliki. Tak membuatku panik tentang segala pikiran yang menjadi beban dalam kegelisahan. Tak menyudutkan cerita terburuk dari apa yang aku lakukan. Hanya menjadi alasan ketika tidak pernah lagi kumiliki tameng yang kuat untuk masa depan.
Yang membuatku jatuh hanya karena kebaikan seseorang.
Yang membuatku hidup hanya karena aku berhak hidup.
Yang membuatku jatuh cinta pada apa yang aku miliki.
Namun satu cerita yang menjadi kekhwatiran. Harus aku khawatikan sekali lagi, semuanya akan punah dan sudah. Selesai tanpa akhir. Karena memang tidak lagi ada cara untuk memaksa takdir menyimpan perasaan pada seseorang yang tidak pernah menaruhnya. Perasaan yang lekas usai hanya karena tidak terbalas dan terlupakan begitu saja.