Saya pernah merasa bukanlah apa-apa. Dalam segi manapun, saya selalu jauh dari apa-apa. Entah dari sebuah nama "apa-apa" itu sendiri, atau segala hal yang dimaksud seseorang "lebih". Bagi saya, bukan apa-apa itu ketidak masalahan yang selalu saya pertanyakan. Saya hanya berani menyimpan tanya pada diri sendiri. Saya tak cukup hebat untuk mengidentifikasi orang-orang yang mengaku punya. Hingga pertanyaan atas sebuah "apa-apa" itu hinggap pada kepala, dan itu membuat tanda tanya besar dalam batin. Mengapa saya tidak memilikinya?
Dan saya pernah berduka. Sangat dalam. Mengeluh tiada hentinya. Tak pernah puas untuk mendapat apa yang saya miliki. Semua orang tentu tau, ada hal lain yang disedihkannya hingga itu mengglobalisasikan kata "apa-apa". Termasuk saya. Hidup mengalir begitu saja, hingga tiba disuatu titik saya ingin menyerah. Hingga apa yang saya usahakan dengan tekun itu belum memihak pada saya. Dan saya menjadi kusut, hingga hidup saya seperti tidak ada apa-apanya.
Friday, May 19, 2017
Subscribe to:
Comments (Atom)
Terlalu lama
Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...
-
Hai, kali ini berhenti buat prosa-prosa dulu ya. Aku mau berbagi ke kalian kalau sekarang aku juga nulis diwattpad:) Emang baru sih, aku la...
-
Halo teman-teman! Mungkin banyak dari kalian yang bertanya-tanya tentang jurusan dari universitas ini nih. Berhubung aku mahasiswa angk...
-
Kali ini emang out of topic banget sama yang biasanya aku bikin. Bukan tentang rangkaian kata, kali ini rangkaian cerita perjalanan ya...