Suatu hari nanti, aku akan mendekap buku kecil kusam yang telah lama ku penjarakan dalam hidup. Seperti kenangan, yang sempat kurasakan pelu nya. Rasa harus terburu-buru dengan waktu. Juga hari-hari dimana kesedihan memuncak yang sepertinya senang untuk disusun kembali. Ada keabadian yang sepertinya kugurat dengan sengaja. Tentang kepedihan. Lantas, itukah memori yang harus kusimpan dalam tulisan nakal jeritan hati yang ingin memaki? Disanalah. Memori berkiprah dalam catatan kecil sang perindu nyata. Aku.
Suatu hari nanti, pikiran kelam yang menelusup dalam tulang rusukku, itulah yang mengisahkannya pada semua. Tentang kepasrahan, atau penyerahan tentang hidup. Dimana bibir tak sampai mengucap, tapi hati rapuh terpecah belah. Pernah. Itulah yang berkiprah dalam benakku dalam jangka waktu ini. Entah mengapa, kepedihan terus merombak lagi, ia bertambah hingga sesak semakin terjadi. Aku taktau hal apa ini, sesuatu yang menyakitkan hingga aku tak bisa berkutik lagi untuk menyampaikan suasana hati. Semua menyatu dalam jangka waktu yang kurasa cukup lama. Hingga kepedihan semakin menjulur, lelah mendekap dinding kokoh dihati yang mulai runtuh. Entahlah. Sesuatu yang tak sepantasnya ku umbar dimana saja.
Saturday, May 14, 2016
Subscribe to:
Comments (Atom)
Terlalu lama
Terlalu lama, terlalu rapuh, terlalu keruh untuk menerima hidup yang tak sepenuhnya utuh. Bagaimana kabarmu? Aku melihatnya lebur, mungkin t...
-
Hai, kali ini berhenti buat prosa-prosa dulu ya. Aku mau berbagi ke kalian kalau sekarang aku juga nulis diwattpad:) Emang baru sih, aku la...
-
Halo teman-teman! Mungkin banyak dari kalian yang bertanya-tanya tentang jurusan dari universitas ini nih. Berhubung aku mahasiswa angk...
-
Kali ini emang out of topic banget sama yang biasanya aku bikin. Bukan tentang rangkaian kata, kali ini rangkaian cerita perjalanan ya...